Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekurangan Petugas, Polisi Kewalahan Layani Pemohon SKCK yang Membeludak

Kompas.com - 12/11/2019, 17:55 WIB
Dean Pahrevi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemohon Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) membeludak di Mapolres Metro Jakarta Timur, Selasa (12/11/2019).

Kaurmintu Satuan Intelkam Polres Metro Jakarta Timur Ipda Wahyu Wibowo mengatakan, lonjakan pemohon SKCK mencapai 500 persen dibandingkan hari biasa.

Jika biasanya jumlah pemohon sekitar 200 hingga 300 orang, sejak adanya pendaftaran CPNS bisa mencapai 800 hingga 1.000 orang.

Wahyu menambahkan, pihaknya mengaku kewalahan dengan melonjaknya jumlah pemohon SKCK.

Hal itu karena petugas di bagian pengetikan yang hanya enam orang.

Baca juga: Pemohon SKCK di Polres Jaktim Naik 500 Persen Selama Pendaftaran CPNS

"Ya kewalahan yah, petugas cukup sih cukup, tapi sebenarnya kurang yah, idealnya di bagian pengetikan itu harus delapan orang, tapi sekarang cuma ada enam orang," kata Wahyu di lokasi, Selasa.

Kendati demikian, bagi Wahyu, pelayanan SKCK sejauh ini berjalan baik berkat terbantu sistem pendaftaran online.

Dengan sistem tersebut, pelayanan SKCK bisa lebih cepat.

"Tapi alhamdulillah kita di polres ini sudah pakai online, jadi cepat paling kita hanya penerimaan doang. Begitu datang tinggal pakai barcode selesai kan paling tidak sampai dua menit jadi sudah," ujar Wahyu.

Oleh karena itu, diimbau kepada pemohon SKCK agar mendaftar secara online melalui laman polresjaktim.org.

Baca juga: SKCK Online untuk Daftar CPNS 2019, Ini Cara Membuatnya

Di laman tersebut, pemohon akan mengisi data identitas diri, data fisik, data pelanggaran, dan lainnya.

Usai mengisi formulir online itu, pemohon akan mendapatkan kode barcode yang nantinya diserahkan kepada petugas pelayanan SKCK di Mapolres Metro Jakarta Timur.

"Kami imbaunya daftar online saja untuk SKCK karena biar cepat, mudah, tidak ribet. Di sini kami (petugas kepolisian) juga tinggal masuk-masukkin saja kan, tidak usah diketik lagi," ujar Wahyu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Megapolitan
Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Megapolitan
4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com