Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Penebangan Pohon Angsana di Trotoar, Dianggap Rusak Drainase dan Diganti Tabebuya

Kompas.com - 13/11/2019, 10:01 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang gencar merevitalisasi trotoar di sejumlah ruas jalan Jakarta belakangan ini.

Revitalisasi trotoar ini berimbas kepada pohon-pohon di kawasan itu. Salah satu pepohonan yang telah ditebang ada di Kawasan Cikini.

Pemprov DKI memiliki sejumlah rencana setelah penebangan pohon itu. Mereka juga memiliki alasan untuk menebangnya.

Agar tak rusak drainase

Sejumlah pohon di lokasi revitalisasi trotoar Cikini ditebang untuk peremajaan pohon pelindung.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan, selain peremajaan, penebangan pohon di trotoar Cikini dilakukan karena merusak saluran air atau drainase.

Tak hanya itu, Hari menyebut pohon-pohon tersebut juga merusak konstruksi jalan.

"Sebelum menebang itu kan kita dapat rekomendasi dari Dinas Kehutanan, dilihat dari sisi jenis pohonnya itu pohon Angsana sudah tua. Kedua, itu di bawahnya ngerusak saluran drainase. Ketiga, ngerusak konstruksi jalan," ujar Hari, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Tinjau Trotoar Cikini, Anggota DPRD Sebut Trotoar Tidak Terawat

Menurut Hari, jika tidak ditebang, maka pohon-pohon tersebut bisa menganggu trotoar dan jalanan.

Oleh karena itu, nantinya Pemprov DKI Jakarta akan menggantinya dengan menanam pohon baru yang tidak merusak saluran drainase maupun konstruksi jalan.

Tabebuya sebagai pohon pengganti

Kepala Bidang Jalur Hijau Dinas Kehutanan DKI Jakarta Djauhar Arifien mengatakan, pohon yang akan diganti itu nantinya pohon tabebuya dan tanaman lain yang menyerap polutan.

Djauhar menuturkan, penebangan dan penggantian pohon yang dilakukan Dinas Kehutanan pada tahun ini akan dilakukan di lima lokasi revitalisasi trotoar, yakni Jalan Cikini Raya, Jalan Kramat Raya, Jalan Salemba Raya, Jalan Kemang Raya, dan Jalan Dr Satrio.

Selain itu, Suku Dinas Kehutanan tiap wilayah juga akan menebang dan mengganti pohon di lokasi-lokasi trotoar yang direvitalisasi suku dinas.

Djauhar juga mengatakan jenis pohon yang akan ditanam untuk menggantikan pohon-pohon yang ditebang di tiap lokasi akan berbeda-beda, disesuaikan dengan ruang yang disediakan di trotoar untuk menanam pohon tersebut.

Baca juga: Pohon di Lokasi Revitalisasi Trotoar Akan Ditebang dan Diganti Tabebuya

Untuk tabebuya, ruang yang diperlukan harus memiliki lebar lebih dari satu meter.

"Cikini nanti kami tanamnya seperti bougenville, soka, sifatnya semak perdu, tidak pohon besar. Kami sesuaikan space-nya. Cikini ada beberapa titik juga tabebuya," ucap Djauhar.

Disarankan tanam pohon kurma

Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah mengatakan, seharusnya Pemprov DKI Jakarta mengganti pohon angsana yang telah ditebang itu dengan pohon-pohon besar, bukan tanaman tabebuya.

Salah satu pohon besar yang diusulkan untuk ditanam di Cikini adalah pohon kurma.

Ida menilai pohon-pohon tabebuya yang telah ditanam di depan Taman Ismail Marzuki akan membutuhkan waktu lama untuk tumbuh sesuai harapan.

Kawasan di sana pun akan terkesan gersang dan tak terawat.

Ida mengatakan, dengan menanam pohon kurma, nilai estetika trotoar pun akan bertambah. Bahkan, tanaman ini juga dinilai lebih cepat tumbuh dibanding tanaman tabebuya.

Baca juga: Alih-alih Ditebang, DPRD DKI Minta Pemprov Rawat Pohon yang Rapuh

"Kurma itu kalau ditanam itu bagus, bisa buat keindahan jalan. Lalu kurma bisa dililitin lampu kecil-kecil kan tambah bagus trotoar," kata Ida.

Selain itu, akar pohon kurma yang kecil itu juga dinilai tidak akan merusak pedestarian jika nantinya ditebang atau dipindahkan.

Pohon ditebang karena trotoar tak terawat

Anggota DPRD Komisi D menilai penebangan pohon itu lantaran trotoar yang tidak terawat. Akibatnya pepohonan itu sendiri keropos dan rawan tumbang hingga harus ditebang.

Menurut dia, hasil penebangan pohon ini malah membuat kondisi trotoar semakin gersang.

Politikus PDI Perjuangan ini juga menyarankan agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak lagi menebang pohon-pohon di trotoar. Ia pun meminta solusi lain agar menghindari pepohonan untuk ditebang.

"Kalau perlu tidak ditebang, harus ada solusi lain. Ada tidak penyelesaian lain tapi tidak menganggu. Kalo argumennya memang menganggu misalnya jalur disabilitas, kan harus ditebang," tutur dia.

Berjanji untuk merawat

Menanggapi itu, Kepala Dinas Bina Marga Hari Nugroho mengatakan, penebangan pohon itu telah sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Baca juga: Fraksi PDI-P Protes Penebangan Pohon di Trotoar karena Bertentangan dengan UU Lingkungan Hidup

Sebab, Dinas Bina Marga dan Dinas Kehutanan telah memeriksa pepohonan sebelum menebang pohon itu menggunakan Radiostop Karbon.

Alat ini dipakai untuk menentukan biomassa karbon yang terkandung dalam pohon. Kadar karbon yang sedikit menandakan pohon itu tidak sehat dan tidak berfungsi baik lagi.

Untuk pohon yang masih sehat, ia berjanji ke depannya mereka akan membuat fasilitas tambahan di sekeliling pohon itu.

Adapun fasilitas yang dimaksud yakni jalur hijau sebagai penyangga trotoar.

"Sehingga kita buat agar pohonnya hidup sehat seperti tadi yang ibu ketua DPRD bilang bisa tumbuh pohon jadi baik," tutur Hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com