"Kebanyakan kalau di online, cuma nanya-nanya doang, tetapi enggak beli. Udah gitu, kadang suka nawar lagi, padahal harganya sudah pas. Lebih baik jualan langsung di toko, omzetnya pasti."
Elin menambahkan, dirinya tidak takut dengan hilangnya pelanggan akibat maraknya online shop. Justru, ia mengklaim bahwa omzet yang didapatnya di toko konvensional lebih besar dibanding online shop.
"Di sini yang belanja rata-rata orang kantoran. Terus, kadang ada anak muda juga yang suka beli di sini," ujar pedagang yang sebelumnya pernah berjualan di Pasar Senen ini.
Meskipun online shop sedang marak, namun hal itu tidak menjadikan masyarakat untuk membeli langsung pakaian toko konvensional, terutama di Pasar Baru.
Selain pengiriman yang lama, tidak semua masyarakat up-to-date dengan teknologi.
Yuni (42), ibu rumah tangga ini mengaku lebih suka membeli langsung di Pasar Baru ketimbang berbelanja online shop. Selain murah, ia juga bisa mencoba baju dan memilih modelnya.
Baca juga: Sekelumit Kisah Mulyadi, Penyemir Sepatu di Pasar Baru yang Bangkit dari Keterpurukannya
"Lebih enak di sini. Pilihan bajunya banyak, terus kita juga bisa ditawar juga harganya," ujar Yuni.
Yuni merupakan pelangaan setia di Pasar Baru. Setiap bulan, ia membeli baju di Pasar Baru.
Pasar Baru masih tetap eksis meskipun pelanggan yang datang tidak sebanyak dahulu. Pasar Baru memiliki pelanggan setia yang kerap sering berbelanja di sana.
Selain harganya murah, para pelanggan tersebut biasanya sudah kendengan pemilik toko.
Pada hari biasa, terdapat 30-50 pelanggan yang berburu baju di sana. Sedangkan untuk hari libur dan akhir pekan, pelanggan yang datang lebih banyak, yakni sekitar 80-100 orang.
Untuk kisaran harga pakaian bekas di Pasar Barum memang harganya lebih mahal dibandingkan di tempat lain. Namun untuk kualitasnya, baju bekas di Pasar Baru cukup bagus, sehingga banyak masyarakat yang berbelanja di sana.
Untuk kemeja dibandrol harga mulai dari Rp 40.000 per potong, dan untuk jaket dibandrol mulai dari harga Rp 80.000 per potong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.