Rabu malam, ketika berbincang dengan Kompas.com saat suasana belum begitu ramai pun, satu-dua pendaftar celingukan depan gerai fotokopi Rahmat.
Ujungnya, pendaftar itu bertanya padanya soal mekanisme pendaftaran antrean SKCK online.
Rahmat memandunya dengan telaten. Ia tampak tak ambil pusing dengan peran ganda itu.
Ia baru akan dibuat pening tatkala senjata satu-satunya – mesin fotokopi – tak menuruti perintahnya. Ngadat.
Baca juga: Ramai Pemohon SKCK, Polres Jakarta Barat Dijaga Ketat Pasca Bom di Polres Medan
"Pernah kemarin atau Senin ya, malam-malam kejadian itu. Mesin error. Rusak. Gambarnya hilang, enggak tercetak," kenang Rahmat.
"Untung sudah siap-siap ada tukang servis stand by enggak jauh. Jadi tinggal telepon dia ke sini. Bagaimana lagi kasihan mereka, kalau malam kan susah lagi cari fotokopian. Jauh, mau cari di mana," kata dia.
Jika insiden itu terjadi, terpaksa ia membuat puluhan pelanggan yang berharap banyak padanya itu menanti. Syukur-syukur bila mesin fotokopinya bisa kembali siuman dalam tempo 1 jam.
Ia merasa lebih terjepit menyaksikan berderet-deret pelanggannya harus menunggu lama.
Seakan-akan, hal itu lebih pahit daripada potensi uang yang lenyap karena beberapa dari mereka pilih mencari tempat fotokopi lain meski jauh.
"Uang juga enggak tahu seberapa nambahnya. Biasa saja, enggak signifikan-signifikan amat meningkatnya," tutup pemuda itu merendah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.