JAKARTA, KOMPAS.com - Satu sisi jembatan penyeberangan orang (JPO) dekat pelintasan kereta api di Kalianyar tidak ada pembatasnya.
Padahal, lokasi JPO tepat di atas Kanal Banjir Barat yang dialiri sungai dengan debit airnya cukup tinggi.
Pantuan Kompas.com jembatan besi yang mempunyai lebar sekitar 70 centimeter hanya terdapat pegangan di salah satu sisi saja.
Sedangkan sisi lainnya tidak terdapat pagar pembatas.
Baca juga: Tak Hanya di GBK, 2 JPO Lain Juga Rusak gara-gara Skuter Listrik
Hal ini membuat warga yang melintas harus hati-hati. Sebab, jika meleng atau tidak fokus akan membahayakan diri pejalan kaki.
"Sudah biasa asal jangan meleng saja, misalnya enggak sambil main HP atau apa kan," ujar Aji (16) pelajar yang melintas di JPO.
Lebar jembatan yang kecil membuat orang bergantian menyeberang, sebab JPO tersebut beberapa sisinya menempel pada tiang besi penyangga jembatan utama.
Kompas.com pun mencoba menyeberang di JPO tersebut dari Jalan Setia Kawan Barat sampai ke Jalan Grogol Banjir Kanal.
Benar saja, fokus dan perhatian menjadi poin utama ketika menyeberang di JPO ini. Apalagi salah satu sisi yakni sisi kiri Jalan Setia Kawan ke Grogol tidak ada penyangga sama sekali.
Bila tidak fokus, pejalan kaki bisa saja terjatuh dan tercebur ke Kanal Banjir Barat.
Padahal rata-rata warga yang menggunakan JPO adalah warga sekitar, pelajar, dan juga warga yang membawa dagangan mereka.
"Ya ngeri aja, itu kan sisi sebelahnya enggak ada pagar, mau enggak mau harus ngalah dulu kalau agak sempit jalannya," ucap Mak Inah, salah satu pedagang yang melintas.
Di lokasi yang sama bukan hanya JPO, pelintasan untuk sepeda motor juga ada.
Letak jembatan itu di sisi tengah antara dua jalur rel kereta api, biasanya dipakai untuk melintas sepeda motor dan para pedagang dengan gerobak dan tukang sol sepatu.
Lebarnya pun tidak jauh dengan jembatan besi untuk penyeberangan orang, yaitu sekitar 90 centimeter.
Saat KRL atau kereta bandara melintas, para pejalan kaki dan pengendara motor harus samping-sampingan dengan kereta dalam jarak dekat.
Tak jarang juga mereka menutup mata dan hidung saat kereta melintas. Sebab, debu rel kereta beterbangan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.