TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - H (16), korban pemerkosaan ayah tirinya, S sempat mendapatkan ancaman oleh pria misterius saat berada di kolong flyover Ciputat, Jalan Ir Juanda, Ciputat, Tangerang Selatan.
Hal itu dialami setelah H dan neneknya melaporkan S ke Polres Tangerang Selatan, Jumat (11/10/2019).
"Sempat diancam juga sama pria yang menggunakan masker penutup wajah, terus ngancem katanya akan dibunuh," kata tente korban, Salamah, saat ditemui di rumahnya di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (13/11/2019) kemarin.
Baca juga: Diperkosa Ayah Tiri Selama 4 Tahun, Remaja Ini Baru Berani Cerita ke Neneknya
Menurut Salamah, berdasarkan pengakuan H, pria tersebut mengancam dengan kalimat yang kurang jelas karena menggunakan masker.
Namun, kata dia, ancaman tersebut membuat H merasakan ketakutan yang luar biasa saat pulang ke rumah.
"Terlepas itu halusinasi karena korban trauma atau benar kejadiannya, tapi pengakuannya dia memang gitu. Apalagi ada masalah ini. Pas pulang ketakutan banget, tegang, pucet, kaya orang kesurupan," ucapnya.
Saat itu, Salamah dan keluarga mencoba menenangkan H. Namun setelah sadar, H kembali hanya melamun.
"Jadi sering diajak ngobrol aja dan kasih HP (handphone) itu biar ada aktivitas itu. Tapi malah main terus dia komunikasi sama temannya. Ya emang kata dia di rumah suntuk nggak ada kegiatan," ucapnya.
Baca juga: Kisah Pilu Remaja yang Diperkosa Ayah Tiri, Bertahun-tahun Tanggung Beban Sendiri...
S diduga melakukan pemerkosaan terhadap anak tirinya H, warga Ciputat, Tangerang Selatan.
Aksi tersebut dilakukan sejak korban duduk di bangku sekolah kelas 5 SD atau saat H berusia 12 tahun.
Peristiwa itu bermula saat ibu korban meninggal dunia karena sakit.
Saat itu, S mulai melakukan pemerkosaan terhadap korban. Pelaku mengancam menggunakan pisau agar korban tidak bercerita.
Baca juga: Ayah Tiri yang Memerkosanya Belum Ditangkap, Korban Ketakutan dan Sering Melamun
Pelaku melakukan pemerkosaan berulang hingga korban hamil dua kali.
Saat itu korban yang masih usia belia tak mengetahui tanda-tanda kehamilan pertama hingga mengalami keguguran.
Sementara kehamilan kedua dialami awal tahun 2019, korban menjaga kandungan hingga lahir anak perempuan.
Ditemani neneknya, korban melaporkan S ke Polres Tangerang Selatan.
Sementara Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Muharram Wibisono sebelumnya mengatakan, jajarannya masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut.
"Masih proses. Karena pemulung (pelaku) tinggalnya berpindah tempat. Mohon doanya," kata Muharram
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.