JAKARTA, KOMPAS.com — Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) mengandalkan sejumlah perangkat untuk mendeteksi potensi banjir sejak dini.
Kepala BBWSCC Bambang Hidayah mengatakan, perangkat yang digunakan untuk memantau potensi terjadinya banjir yakni radio komunikasi, sistem telemetri, website telemetri, aplikasi berbasis Android, dan kamera CCTV.
Potensi banjir dipantau dan dideteksi di sejumlah titik di 14 daerah aliran sungai (DAS) di wilayah kewenangan BBWSCC di Bogor, Depok, Bekasi, Jakarta, dan Tangerang.
Baca juga: BBWSCC: 129 Kelurahan di Jakarta Rawan Banjir
"Bogor jadi acuan kami, jika kiriman Bogor air sudah tinggi, kami langsung koordinasi dengan petugas di lapangan yang berada di titik banjir untuk infokan ke warga agar bersiap dengan potensi banjir. Beberapa posko banjir kami juga sudah siap," kata Bambang di Kantor BBWSCC, Jakarta Timur, Jumat (15/11/2019).
BBWSCC juga menugaskan 75 juru sungai di sejumlah titik wilayah rawan banjir untuk berkoordinasi dengan komunitas peduli sungai atau pun warga setempat.
"Kalau di Bogor sudah berstatus waspada, warga di Jakarta sudah siaga 1, waktu perambahan air dari hulu ke Jakarta itu sekitar 11 jam. Jadi warga sudah harus siap-siap," ujar Bambang.
Menurut data BBWSCC, ada sembilan aliran sungai yang dapat menyebabkan banjir di 129 kelurahan di wilayah DKI Jakarta.
Berikut adalah jumlah daerah rawan banjir di sembilan aliran sungai di DKI Jakarta :
1. Aliran Kali Angke: 6 kelurahan
2. Aliran Kali Pesanggrahan: 21 kelurahan
3. Aliran Kali Krukut: 12 kelurahan
4. Aliran Kali Ciliwung: 28 kelurahan
5. Aliran Kanal Banjir Barat: 10 kelurahan
6. Aliran Kali Ciliwung Lama: 9 kelurahan
7. Aliran Kali Sunter: 23 kelurahan
8. Aliran Kali Cipinang: 12 kelurahan
9. Aliran Kali Cengkareng Drain: 8 kelurahan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.