Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosialisasi Tak Jelas, Dishub Bekasi Bingung Teknis ERP di Kalimalang

Kompas.com - 18/11/2019, 16:10 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi mengaku belum mendapatkan sosialisasi yang komprehensif dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) soal rencana penerapan sistem jalan berbayar/electronic road pricing (ERP) di Jalan Kalimalang tahun 2020.

Akibatnya, Dishub juga kebingungan mengenai hal-hal teknis jika Jalan Kalimalang jadi diterapkan ERP.

"Seyogianya harus dipikirkan langkah-langkah konkret, perencanaannya, dan sosialisasi yang paling penting," jelas Johan Budi Gunawan, Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Bekasi melalui telepon, Senin (18/11/2019).

"Tahunnya kapan ya terserah, selama tiga hal itu sudah dilaksanakan ya (ERP baru bisa) kami laksanakan. Kalau tiga hal itu belum dilaksanakan, masa kita terapkan?" lanjut dia.

Johan membeberkan sejumlah contoh kasus yang luput dipertimbangkan dalam rencana penerapan ERP di Jalan Kalimalang tahun depan.

Misalnya, soal belum siapnya angkutan umum massal di Jalan Kalimalang.

Baca juga: Kalimalang Kena ERP 2020, Dishub Kota Bekasi: Pemaksaan Tanpa Solusi

Ini akan berkaitan dengan jenis kendaraan yang dikenai ERP, apakah khusus untuk pengguna mobil atau juga merambah pengguna sepeda motor.

"Bagaimana dengan status sepeda motor? Kalau sepeda motor diperbolehkan, saya khawatir orang akan beralih ke sepeda motor. Lalu misalkan sepeda motor tidak boleh, berarti kan harus ada jalan alternatif (untuk sepeda motor)," jelas Johan.

Hal sepele semacam titik ERP yang kemungkinan berdampak pada mobil yang baru keluar jalan tol pun, kata Johan, tak boleh dikesampingkan.

Titik ERP ini krusial, tetapi Dishub belum juga mendapatkan kejelasan.

"Kan ada jalan tol juga, bagaimana? Apakah pada saat orang lewat jalan tol, turun, apakah kena ERP juga? Kemudian dia kena ERP di perbatasan, pada saat dia masuk lagi dari Jakarta, bagaimana mekanismenya?" ujar dia.

"Ini kan yang harus dipikirin, jangan sampai dia kena 2-3 kali erp. Makanya perlu kajian yang komprehensif," imbuh Johan.

Baca juga: Catat, Ini 4 Ruas Jalan yang Akan Terapkan Sistem ERP
Sebelumnya diberitakan, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) memastikan bahwa sistem Electronic Road Pricing ( ERP) atau jalan berbayar akan diterapkan pada 2020 mendatang.

Penerapan jalan berbayar dilakukan di perbatasan Jakarta, seperti Jalan Raya Margonda di Depok, Jalan Raya Daan Mogot di Tangerang, dan Jalan Kalimalang di Bekasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com