Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Korban Penggusuran di Sunter Mengaku Tidak Pernah Ditawari Rusun

Kompas.com - 18/11/2019, 17:42 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga terdampak penggusuran Jalan Agung Perkasa VIII, Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara mengaku tidak pernah ditawari tinggal di rumah susun (Rusun) seperti yang disebutkan Walikota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko.

Hasan Basri (53), salah seorang warga terdampak penggusuran menyebutkan, tidak ada perwakilan pemerintah yang pernah datang untuk menemui mereka sebelum penggusuran terjadi.

Ia juga menjelaskan bahwa isu penggusuran sempat merebak pada bulan lalu setelah salah satu rumah di sana dilanda kebakaran.

"Bulan Oktober kita sempat demo, habis demo enggak ada kabar gusuran," kata Hasan kepada Kompas.com Senin (18/11/2019).

Isu penggusuran mereda, tidak seorang pun perwakilan pemerintah datang berdialog terkait penggusuran tersebut.

Namun tiba-tiba, pada Kamis (14/11/2019) lalu sejumlah petugas berseragam datang mendatangi kediaman mereka.

"Pas penggusuran campuran polisi, Satpol PP, dan TNI juga," ucap Hasan.

Hal serupa juga disampaikan oleh Ahmad Dhari (60).

Baca juga: Pemkot Jakut Tawarkan Rusun untuk Korban Penggusuran Sunter, Tapi Tak Ada yang Minat

Ia menjelaskan bahwa isu penggusuran tersebut sempat merebak setelah salah satu rumah di sana terbakar.

Tapi, setelah warga demo ke kantor Wali Kota, Pemerintah tidak pernah mengajak berdialog apalagi sampai ditawari rusun.

"Itu bohong semua," ucap Ahmad.

Ia mengatakan, dirinya dan warga lain tetap akan bertahan karena sudah puluhan tahun mereka tinggal di sana meski tanpa surat kepemilikan.

Kuswati (52), warga lainnya menyampaikan, meskipun ditawari tinggal di rusun, warga pasti akan menolak.

"Kita kan enggak cuma butuh tempat tinggal, tapi tempat usaha juga. Kalau tinggal di sana pendapatan dari mana? Jualan di jalanan ya digusur juga," kata Kuswati.

Kuswati menjelaskan, lokasi yang digusur memang berupa lapak-lapak tempat usaha, akan tetapi ada warga yang tinggal di dalamnya.

Sebelumnya, Walikota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko mengatakan, pihaknya telah menawarkan opsi relokasi ke Rusun Marunda kepada warga terdampak.

Akan tetapi, usulan mereka justru ditolak warga yang memilih bertahan.

"Sudah kita tawarkan untuk rumah susun Marunda kita siapkan. Mereka pada umumnya kembali ke tempat tinggal. Karena memang bukan tempat tinggal, di sana (Sunter) sebagai ruang usaha," kata Sigit di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (18/11/2019).

Diketahui, Pemerintah Kota Jakarta Utara dibantu 1.500 personel gabungan dari kepolisian, satpol PP dan PPSU melakukan penertiban bangunan di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Kamis (14/11).

Penertiban tersebut berujung bentrok karena warga mempertahankan bangunan mereka yang sudah ditinggali sejak puluhan tahun tersebut.

Warga juga meminta agar tidak digusur karena dulunya sudah mendukung Anies dalam Pemilihan Gubernur tahun 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Megapolitan
Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat 'Sunset'

Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat "Sunset"

Megapolitan
Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Megapolitan
Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Megapolitan
Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Megapolitan
Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Megapolitan
Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com