Alif mengatakan, saat itu masih ada beberapa temannya yang pilih mengumpulkan harta benda untuk turut dibawa turun. Api yang masih dirasa jauh, ditambah lalu lintas yang macet di luar kelas, membuat mereka merasa masih punya waktu.
Akan tetapi, api terus berkobar. Asap kian pekat dan menggumpal.
Baca juga: SMK Yadika 6 Terbakar, 14 Orang Lompat dari Gedung
Tiga puluh menit setelah peringatan kebakaran, Alif masih terperangkap di lantai 3. Kawannya yang lain merasa tak akan selamat.
“Teman kami ke atas lagi, mereka mengikat gorden untuk pegangan turun ke bawah dari jendela. Mereka merasa sudah terjebak dan itu jalan satu-satunya untuk selamat karena sudah banyak api. Mereka panik. Pikirnya, satu-satunya cara selamat ya langsung lompat,” ungkap Alif.
Alif masih di lantai 3, asap sudah hampir memenuhi lantai 2. Saat itu, langkahnya terhenti, bukan karena panjangnya barisan turun tetapi karena matanya tak dapat lagi terbuka sempurna. Dadanya juga sesak.
Dalam sekelebat pandang, ia menyaksikan beberapa temannya seolah menyerah untuk melanjutkan langkah. Mereka merasa tak sanggup menembus asap yang pekat.
“Ada yang enggak kuat, saya ajakin, paksain, akhirnya saya bertiga. Saya paksain ke bawah, saya kuat-kuatin soalnya sudah enggak bisa lihat apa-apa. Sama sekali gelap, saya meraba saja ingat-ingatin jalan. Saya bertiga pegangan sama teman saya itu,” tutur Alif.
“Yang ada di dalam pikiran hanya yang penting keluar. Tahan napas, tahan-tahan-tahan supaya bisa keluar,” tambah dia.
Di saat terseok-seok begitu, beberapa temannya balik berlari menuju ruangan kelas lagi. Mereka ingin melompat lewat jendela lantai 2 dan 3.
Di bawah di lapangan beberapa guru dan murid sudah menyiapkan tumpukan aneka benda sebagai tangga darurat. Ada tangga, ring basket, sampai gawang futsal.
Alif berhasil menghirup udara segar di lapangan sebelum api merambat ke lantai 2. Namun, beberapa kawannya tertinggal di belakang. Lolongan minta tolong bergaungan di lantai 4.
Seorang guru bernama Dimas disebut berhasil selamat dari kungkungan asap ketika kebakaran melanda SMK Yadika 6. Menurut penuturan Alif dan Ilham, Dimas sudah ada di lapangan ketika keduanya tiba di sana.
Saat semua orang berlomba menerobos asap keluar sekolah, Dimas tiba-tiba melesat ke arah sebaliknya. Ia masuk lagi ke gedung sekolah.
Ilham menduga, Dimas hendak menyelamatkan muridnya yang terjebak di atas. Dimas lesap dalam gelap.
Beberapa menit tak tampak, para murid akhirnya kembali melihat Dimas. Bukan di lapangan, melainkan di kusen jendela lantai 4 yang tingginya lebih dari 15 meter.