Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Pabrik Sepatu Ramai-ramai Angkat Kaki dari Banten, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 19/11/2019, 08:58 WIB
Singgih Wiryono,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Setidaknya 10 dari 25 pabrik sepatu akan pindah dari Banten dalam waktu dekat. Ada apa sesungguhnya?

Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri mengatakan, bukan tanpa alasan pabrik-pabrik tersebut pindah dari Provinsi Banten yang notabene memang sebagai tempat berdirinya pabrik dari beragam industri.

"Terhitung Juni 2019, sudah ada 25 pabrik yang berinvestasi di Jawa tengah dan mendapatkan izin. Dari 25 pabrik itu, sebagai besar dari Banten," ujar dia saat dihubungi Kompas.com pekan lalu.

Firman mengaku, pabrik-pabrik tersebut memilih Jawa Tengah sebagai tempat baru mereka karena dinilai lebih kompetitif dari sisi upah minimum kabupaten/kota (UMK) yang berdampak pada biaya produksi.

Baca juga: 10 Pabrik Sepatu di Banten Pindah ke Jawa Tengah

Selain itu, lanjut Firman, harga pasar alas kaki saat ini terus bersaing dengan negara-negara tetangga.

"Alas kaki itu produk yang pasti dikomparasi di luar negeri terutama pesaing kita kan Vietnam, Kamboja, China, mungkin juga Bangladesh," kata dia.

Dengan kondisi itu, kata Firman, pada akhirnya para investor di industri alas kaki melihat Banten sebagai tempat yang tidak kompetitif lagi.

"UMK-nya tinggi dan UMSK (Upah Minimum Sektoral Kota) juga (tinggi)," kata dia.

Untuk diketahui, UMK Tangerang 2019 menyentuh angka Rp 3,86 juta. Pada tahun 2020 mendatang, UMK itu direncanakan naik menjadi Rp 4,19 juta.

Tanpa Perhatian Pemerintah Banten

Firman mengaku, Aprisindo sebelumnya pernah bernegosiasi dengan Pemprov Banten terkait Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) dan Upah Minimum Sektor Kota (UMSK) yang begitu tinggi di wilayah tersebut.

Termasuk terkait insentif yang bisa diraih perusahaan sepatu karena ikut ambil bagian memutar perekonomian di wilayah Banten.

"Selama ini insentif baru dari pusat, dari pemda sendiri enggak ada, apalagi UMK yang tinggi plus UMSK. Kalau UMSK bisa dihapus mungkin bisa lebih kompetitif untuk industri kita," jelas dia.

Berdampak pada pengagguran

Pemindahan pabrik-pabrik sepatu yang sudah menampung banyak tenaga kerja tersebut akan memberikan efek Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara massal.

Relokasi pabrik sepatu dari provinsi Banten ke Provinsi Jawa Tengah tersebut akan berpotensi menambah ratusan ribu pengangguran baru di Banten.

Setidaknya, kata Firman, akan berdampak pada ratusan ribu pekerja yang saat ini masih berstatus karyawan pabrik sepatu yang tersebar di provinsi Banten.

"Satu pabrik bisa (merumahkan karyawan) sampai 100.000, jadi serapan tenaga kerja alas kaki sangat besar sekali sebenarnya," ujar dia. 

Baca juga: Pabrik Sepatu Hengkang, Pengangguran di Banten Berpotensi Naik Ratusan Ribu Orang

Firman mengatakan, saat ini pabrik-pabrik sepatu di Banten masih proses produksi dan belum merumahkan karyawannya.

Akan tetapi, lanjut Firman, pabrik sepatu di Banten itu sudah sama sekali tidak mengadakan penambahan karyawan.

"Tidak ada penambahan, bahkan mulai ada pengurangan. Kalaupun harus ada PHK pasti mengikuti peraturan perundang-undangan." kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Megapolitan
Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Megapolitan
Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Megapolitan
PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

Megapolitan
Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Megapolitan
Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Megapolitan
DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

Megapolitan
Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Megapolitan
Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Tak Hanya Kader, PKS Juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Tak Hanya Kader, PKS Juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Megapolitan
Tak Lagi Dapat 'Privilege' KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Tak Lagi Dapat "Privilege" KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Megapolitan
Warga 'Numpang' KTP DKI: Pelayanan di Jakarta Itu Enak Banget, Administrasinya Enggak Ribet...

Warga "Numpang" KTP DKI: Pelayanan di Jakarta Itu Enak Banget, Administrasinya Enggak Ribet...

Megapolitan
Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Megapolitan
Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com