Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bobolnya ATM Bank Swasta oleh Anggota Satpol PP, Uang Diambil tapi Saldo Tak Berkurang

Kompas.com - 19/11/2019, 09:49 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah oknum Satpol PP diduga terlibat pembobolan dana via bank swasta yang terhubung ke Bank DKI.

Salah satu anggota Satpol PP yang terlibat adalah oknum anggota Satpol PP wilayah Jakarta Barat.

Kepala Satpol PP Jakarta Barat Tamo Sijabat mengatakan oknum Satpol PP yang berinisial M sudah mengakui perbuatannya. Kepolisian sudah melakukan pemanggilan terhadap M untuk diperiksa.

"Saya menyatakan bahwa Pak M merupakan Satpol PP di Jakarta Barat, dia pegawai tidak tetap (PTT) yang bekerja di Kantor Wali Kota Jakarta Barat. Kemudian dia sudah ada pemanggilan pemeriksaan dari Kepolisian ke atasannya dia," ucap Tamo saat dihubungi Kompas.com, Senin (18/11/2019).

Namun, kata Tamo, hingga kini M belum kooperatif dalam proses hukum tersebut.

Baca juga: Ini Modus Oknum Satpol PP yang Kuras ATM Bank Swasta

"Saya diminta juga untuk melakukan tindakan ke M, paling enggak kalau dia tidak kooperatif. Saya sih minta dia kooperatif penuhi panggilan gitu supaya dia beretika baik lah," kata Tamo.

Modus pengambilan uang

Selain anggota Satpol PP Jakarta Barat yang membobol dana tersebut, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta Arifin juga menyebutkan bahwa anggota Satpol PP Jakarta Selatan dan Jakarta Timur juga terlibat.

Sebelum para anggota tersebut diperiksa polisi, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan lebih dahulu.

Hasil penyelidikan, kata dia, para pelaku mengambil uang di mesin ATM Bersama, bukan di Bank DKI.

Namun, setelah mereka mengambil uang di mesin ATM, saldo mereka yang tersimpan di tabungan Bank DKI malah tak berkurang.

"Informasi yang saya dapatkan mereka mengambil uang di ATM Bersama. Bukan ATM Bank DKI. Uangnya keluar, namun saldonya tidak berkurang. Lalu dia ambil lagi," ujar Arifin.

Baca juga: Diduga Bobol ATM, Sejumlah Oknum Satpol PP DKI Dinonaktifkan

Lantaran melihat tabungan mereka tak berkurang, para pelaku kemudian melakukannya sampai berkali-kali hingga merugikan bank.

"Dia orang pasti punya keingintahuan. Ada semacam penasaran maka dia coba lagi. Mungkin seperti itu," lanjutnya.

Meski demikian, Arifin membantah bila kasus ini dikategorikan dalam kasus pencucian uang.

Sebab hal ini sudah berlangsung lama dan mereka tak mengambil uang dalam jumlah besar dalam satu kali transaksi.

"Sekali lagi saya luruskan tidak ada itu pencucian uang dan korupsi ya. Tetapi mereka ambil uang tapi saldo tidak berkurang," ucap Arifin.

Kasatpol pertanyakan sistem Bank DKI

Arifin mempertanyakan sistem keamanan Bank DKI setelah ada anggota Satpol PP dituding membobol bank Badan Usaha Milik Daerah ini.

Ia mempertanyakan hal ini lantaran kejadian ini sebenarnya tak mengandung unsur kesengajaan yang dilakukan oleh anak buahnya.

Berdasarkan penjelasannya, anggota Satpol PP mengambil uang di mesin ATM bersama namun saldo mereka di tabungan Bank DKI malah tak berkurang. Sehingga hal ini dilakukan hingga berkali-kali.

Baca juga: Bank DKI: Tidak Benar Uang Kami Dicuri Oknum Satpol PP

Tak hanya itu, Arifin juga merasa heran lantaran kejadian ini sudah berlangsung lama tetapi pihak Bank DKI baru menyadari hal tersebut belakangan ini. Dari pengakuan anak buahnya, hal ini sudah terjadi sejak bulan Mei hingga Agustus 2019 lalu.

"Kenapa pihak yang sana (Bank DKI) juga baru hebohnya sekarang. Itu juga jadi pertanyaan saya, sistem mereka seperti apa. Karena dia kan berurusannya dengan Bank DKI. Gajinya di situ. Seperti kita punya rekening bank DKI tapi kok ambil uang saldonya enggak berkurang," tuturnya.

Menurut Arifin ada sebanyak 12 anggota Satpol PP DKI Jakarta terlibat dalam kasus ini.

Arifin masih menunggu hasil pemeriksaan dari Polda Metro Jaya, bila terbukti bersalah dan ada niat melakukan kejahatan maka mereka bakal disanksi tegas berupa pemecatan.

Sejumlah Satpol PP dinonaktifkan

Akibat kasus ini, sejumlah oknum anggota Satpol PP yang terlibat telah dinonaktifkan.

Sebenarnya, pelaku pembobolan berjumlah 12 orang. Namun, sebagian kooperatif ketika diperiksa.

"Sudah dinonaktifkan per hari ini. Sebenarnya total ada 12 orang. Tapi ada beberapa orang yang dipanggil kemudian ada itikad mengembalikan yang tersebut ke Bank DKI. Jadi beberapa orang sudah selesai urusannya. Nah, tinggal beberapa orang lagi," ungkap Arifin.

Menurut dia, saat ini para anggota Satpol PP tersebut berupaya untuk mengembalikan uang yang telah mereka ambil.

Baca juga: Umrah, Oknum Satpol PP Diduga Bobol Bank Akan Diperiksa Saat Tiba di Jakarta

"Ya masih usaha untuk mengembalikan uangnya mungkin tidak bisa karena satu dan lain hal," kata dia.

Klarifikasi Bank DKI

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Bank DKI Herry Djufraini memberi klarifikasi soal dugaan pencurian uang oleh oknum Satpol PP dari rekening Bank DKI.

Dalam keterangan pers Senin (18/11/2019), Herry menegaskan bahwa dugaan pencurian uang tersebut tidak benar.

Menurut dia, kasus yang terjadi tidak ada hubungannya dengan dana nasabah yang ada di Bank DKI karena pencurian terjadi pada mesin ATM bank lain.

Layanan dan kegiatan operasional perbankan bahkan tetap berjalan dengan normal. Herry mengklaim Bank DKI menjamin keamanan dana nasabahnya.

Herry mengungkapkan bahwa sejak awal permasalahan ini terangkat ke permukaan, Bank DKI sebelumnya sudah melaporkan kasus ini kepada pihak penegak hukum.

"Atas permasalahan ini, sejak awal kami sudah melakukan koordinasi dengan instansi terkait," ujar Herry.

Sekali lagi, Herry menegaskan bahwa nasabah tidak perlu khawatir untuk tetap menggunakan layanan Bank DKI seperti biasa dan dana nasabah yang berada di Bank DKI dijamin aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com