Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Siswa Korban Kebakaran SMK Yadika 6 Bekasi Dirawat, Alami Patah Tulang dan Luka Bakar

Kompas.com - 19/11/2019, 13:29 WIB
Dean Pahrevi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Empat siswa korban kebakaran SMK Yayasan Abdi Karya (Yadika) 6 Bekasi masih dirawat di Rumah Sakit Yadika, Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Direktur RS Yadika Stefanus Sumarsono mengatakan, satu dari empat siswa itu harus menjalani operasi di kaki kiri karena alami patah tulang.

"Dari empat korban yang dirawat, yang patah tulang satu orang. Sisanya tiga orang berupa luka tumpul saja dan ada luka bakar. Luka bakarnya masih di bawah lima persen," kata Stefanus di RS Yadika, Jakarta Timur, Selasa (19/11/2019).

Baca juga: Sejumlah Siswa Melompat dari Ketinggian Saat Kebakaran Landa SMK Yadika 6 Pondok Gede

Dia menambahkan, siswa yang dirawat bisa segera pulang dalam waktu satu atau dua hari ke depan kecuali siswa yang mengalami patah tulang harus jalani operasi terlebih dahulu.

Adapun sejak Senin (18/11/2019), RS Yadika menerima sebanyak 11 siswa korban kebakaran tersebut. Namun, tujuh orang di antaranya sudah dipulangkan.

"Dari sore kemarin berjumlah 11 yang kami terima. Tujuh sudah bisa dipulangkan, empat orang masih dirawat," ujar Stefanus.

Baca juga: Jalur Evakuasi SMK Yadika 6 Tak Memadai, Siswa Sulit Menyelamatkan Diri saat Kebakaran

Kebakaran melanda SMK Yadika 6, Senin (18/11/2019). Akibatnya, 14 orang mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Adapun penyebab kebakaran diduga korsleting listrik di laboratorium komputer.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bekasi Aceng Sholahuddin menyatakan, kebakaran demikian parah lantaran SMK Yadika 6 tidak memiliki fasilitas yang laik dalam mengantisipasi kebakaran.

"Berdasarkan informasi dari komandan, bangunan ini kurang layak fungsi. Tangga hanya di pojok. Artinya, saat evakuasi terjadi kesulitan untuk melakukan pertolongan kepada korban yang ada di lantai 2, 3, dan 4," kata Aceng kepada Kompas.com, Senin malam.

Baca juga: 3 Lantai Hangus, SMK Yadika 6 Pondok Gede Tak Punya Fasilitas Laik Antisipasi Kebakaran

"Saya pastikan gedung Yadika ini tidak dilengkapi dengan alat proteksi kebakaran. Sudah diperiksa, ternyata tidak dilengkapi alat proteksi semacam alat pemadam api ringan (APAR)," lanjut dia.

Menurut Aceng, gedung setinggi itu, apalagi digunakan untuk aktivitas sekolah, semestinya dilengkapi alat proteksi kebakaran yang dicek secara berkala.

Selain nihilnya APAR, SMK Yadika 6 ini juga tak punya alarm deteksi kebakaran serta hidran. Padahal, lanjut Aceng, hidran berperan penting agar pemadam kebakaran bisa menghubungkan selang dan mempercepat kerja pemadaman api.

"Paling tidak APAR itu di semua lantai ada dan semua ruangan harusnya dilengkapi (APAR)," ungkap Aceng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com