DEPOK, KOMPAS.com - Hamparan daun menguning menutupi sebuah danau seluas 27 hektar. Itulah Azolla Pinatta atau tumbuhan kayu apu dadak yang tumbuh alami di setiap musim kemarau di Setu Sawangan, Depok.
Pemandangan indah ini menjadi daya tarik tersendiri dari lokasi wisata andalan di kota belimbing itu.
Bahkan, kini Setu Sawangan menjadi tempat favorit masyarakat untuk menghilangkan penat atau sekadar memancing ikan sebagai hobi karena tempatnya yang rindang, sejuk serta luas.
Setu Sawangan diurus dan dibangun oleh warga sekitar. Warga sekitar Setu Sawangan membuka warung kecil dan pemancingan ikan.
Lokasi yang strategis dan terletak tidak berada di tepi jalan membuat Setu Sawangan lebih tak pernah sepi dari pengunjung.
Gusti, penduduk sekitar mengaku pergi ke Setu Sawangan untuk sekadar memancing ataupun membeli ikan.
“Saya ke sini untuk mancing aja, atau enggak membeli bibit ikan untuk di kolam saya,” ujar Gusti.
Nalih (43), salah satu pengurus sekaligus petugas keamanan Setu Sawangan berujar bahwa Setu Sawangan tetap ramai meskipun banyaknya tanaman apu.
Ketika ditemui, pria yang akrab dipanggil Bang Gedo ini terlihat sedang duduk santai sambil merokok dan menikmati angin sepoi-sepoi.
“Kalau pengunjung mah tetap ramai. Biasanya yang suka ke sini bapak-bapak hobi mancing, ibu-ibu ataupun anak muda,” ujar Bang Gedo.
Tak hanya masyarakat saja yang mengunjungi Setu Sawangan, tetapi juga mahasiswa dan wartawan.
“Waktu itu wartawan dari salah satu media di Depok datang meliput,” tambahnya.
Bang Gedo berujar bahwa Setu Sawangan ramai dikunjungi masyarakat pada sore sampai malam hari.
“Sekitar pukul 3 sore udah ramai. Daripada suntuk di rumah, mereka datang ke sini untuk nongkrong atau makan di warung sekitar,” ujar Bang Gedo.
Setu Sawangan juga ramai dikunjungi pada hari Sabtu-Minggu. Ada pula lokasi nongkrong anak muda, seperti saung sederhana yang disediakan di pinggir setu.
Bang Gedo bertugas mengawasi pintu air sekaligus menjaga keamanan Setu Sawangan.
“Kalau mau mancing, sampai kapan saja. Cuma kalau jam anak muda nongkrong saya batasin sampai pukul 12 malam saja,” pungkas Bang Gedo.
Bang Gedo menerapkan peraturan itu untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
“Saya ngeri banyak terjadi hal yang tidak diinginkan. Apalagi anak zaman sekarang seperti itu, tahu sendirilah seperti apa,” tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.