Kawasan tersebut menjadi becek ketika diguyur hujan.
Baca juga: Korban Penggusuran Sunter Agung Harap Anies Menemui Mereka
"Yang jelas kami mengembalikan fungsinya ke semula," ujar Syamsul saat dihubungi Kompas.com, Selasa kemarin.
Menurut Syamsul, setelah bangunan dan tempat usaha warga dibongkar, pemerintah mulai mengeruk saluran yang tertutup lumpur dan berbagai jenis sampah. Lebar saluran akan dikembalikan seperti sedia kala.
Pemerintah juga akan mengembalikan lebar jalan dan membangun taman di sana. Sebab, zona kawasan yang diokupasi warga adalah zona hijau dan biru.
Syamsul berujar, Pemprov DKI tidak mungkin menerapkan konsep urban renewal di lokasi gusuran Sunter Agung.
"Posisinya sekarang ini kan jalan raya, terus ada saluran. Kalau dibikin model begitu (urban renewal) kan enggak bisa," kata dia.
Menurut Syamsul, konsep urban renewal baru bisa diterapkan di kawasan yang memiliki lahan kosong yang bukan untuk kepentingan umum. Contohnya Kampung Akuarium di Penjaringan, Jakarta Utara.
"Kalau ini (Sunter Agung) kan jalan dan saluran. Kalau misalkan ditata di situ, pakai space yang mana, kecuali kalau misalkan ada lahan, luasnya berapa hektar, memungkinkan," ujar dia.
Maka, jalan satu-satunya setelah penggusuran Sunter Agung adalah merelokasi warga di sana ke rumah susun (rusun). Pemprov DKI sudah menawarkan unit Rusunawa Marunda. Namun, warga tidak mau daftar untuk pindah.
Dinas Tenaga Kerja DKI Jakarta juga menawarkan pelatihan untuk para pekerja di sana. Lagi-lagi, mereka belum mau mendaftar.
"Mereka mungkin masih nungguin barang dagangannya. Kami bantu, misalkan mau jual ke mana, kami bantu angkut, atau mau taruh di mana, kami bantu angkut, jadi enggak semena-mena juga," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.