TANGERANG, KOMPAS.com - "Belajar di mana saja kau berada, daripada menyesal berkepanjangan", "Mending ikut kegiatan, Pramuka coy". Tulisan-tulisan itu seolah berbicara lagi dari dinding-dinding ruang kelas di dalam Lapas Pria Khusus Anak (LPKA) Klas 1 Kota Tangerang.
Itulah harapan yang masih hidup dari balik jeruji besi yang kini memisahkan anak-anak itu dengan dunia luar.
Namun, pada Kamis (21/11/2019) ini, lapas yang terletak di Jalan TMP Taruna Nomor 29 C, Kota Tangerang terkesan berbeda. Lapas tiba-tiba ramai dengan kunjungan salah satu sekolah swasta dari Kota Bekasi. Anak-anak binaan, berbaur, tertawa dan bernyanyi bersama murid-murid sekolah itu.
Ada pula anak-anak binaan yang lebih memilih diam dan hanya sesekali tersenyum melihat kawan-kawan mereka yang berkunjung menyanyikan lagu.
Baca juga: Hari Anak Sedunia, Ada Petugas Cilik Bertugas di Bandara Soekarno-Hatta
Penampilan Undykpus (baca: Andikapas), band binaan LPKA menambah keriaan. Band ini menyanyikan lagu Yamko Rambe Yamko bersama siswa kunjungan dari SMP Nasional 1 Bekasi.
Empat personel Undykpus ini cekatan memainkan alat musik di ruang tunggu tersebut, menghibur dengan suara yang merdu, menyanyikan lagu tanpa beban, seperti penyanyi di sebuah kafe.
Semua riang bukan main. Kedua kelompok berbeda tersebut langsung merasa akrab.
Salah satunya, Rizki Indra dari SMP Nasional dan Mul dari anak binaan lapas.
"Tadi kenalan sama Ka Mul. Tadi ngobrol-ngobrol lah," kata dia sesaat setelah keluar dari gerbang besar berjeruji di dalam LPKA Tangerang.
Awalnya, Rizki merasa Lapas adalah tempat di mana anak-anak nakal dihukum, bertato, hobi berkelahi hingga dia sendiri merasa bergidik saat memasuki kawasan LPKA Tangerang.
Tapi kenyataannya berbeda, kata dia. Justru interaksi yang dia rasakan adalah sebuah kehangatan dan persahabatan. Lebih friendly dari sekolah tempat dia belajar sekarang, celetuk remaja berusia 13 tahun asal Bekasi ini.
Rizki dan puluhan anak lainnya yang berkunjung ke LPKA hari ini juga menyisihkan uang sekolah mereka untuk membelikan hadiah untuk mereka yang sedang dibina di LPKA.
Hal tersebut sebagai wujud kepedulian mereka. Juga sebagai tanda persahabatan mereka yang berkunjung ke LPKA.
Dia dan teman-temannya belajar satu hal dari mereka yang saat ini sedang dalam binaan LPKA. Rizki mengatakan ada hikmah di balik pertemuan dia dan Mul, bahwa ada aturan-aturan hidup yang harus secara bersama-sama dihormati.
"Hikmahnya, bahwa ada aturan di hidup, kala melanggar ada konsekuensinya. Sebab-akibat," kata dia.