JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya menggelar rekonstruksi penyiraman air keras oleh tersangka FY di tiga wilayah di Jakarta Barat, Kamis (21/11/2019).
Adegan rekonstruksi penyiraman air keras digelar di lapangan Jatanras Polda Metro Jaya.
Pantauan Kompas.com, adegan rekonstruksi penyiraman air keras menghadirkan tersangka FY.
Sementara, para korban menggunakan peran pengganti.
Berdasarkan adegan rekonstruksi diketahui tersangka FY awalnya mengemas soda api di dalam botol yang telah dicampur air.
Kemudian, FY mengendarai motor sambil mencari target korban.
FY memilih korban perempuan secara acak. Saat menemukan target, kemudian dia membuka tutup botol yang berisi air keras dan menyiramkan ke arah korban.
Saat menyiramkan air keras itu, tersangka tidak menoleh ke arah korban.
Selanjutnya, tersangka langsung meninggalkan korban usai menyiramkan air keras tersebut.
Baca juga: Tersangka Penyiraman Air Keras di Jakbar Tak Alami Gangguan Kejiwaan
Seperti diketahui, tersangka FY telah menebar teror dengan menyiramkan air keras dari campuran soda api dan air di tiga wilayah di Jakarta Barat.
Pertama, dua siswi SMPN 229 Jakarta Barat A dan PN diserang FY ketika kedua korban pulang sekolah pada 5 November 2019.
Kedua, aksi serupa juga menimpa seorang penjual sayur keliling bernama Sakinah (60).
Perempuan paruh baya itu disiram air keras oleh FY di kawasan Kembangan, Jakarta Barat pada 8 November 2019.
Ketiga, penyerangan yang menimpa enam siswi SMPN 207 Jakarta Barat. Mereka disiram air keras di Jalan Mawar, Srenseng, Kembangan, Jakarta Barat pada 15 November 2019.
Saat kejadian, enam orang yang menjadi korban baru saja pulang dari sekolah.
Polisi kemudian menemukan fakta terbaru bahwa tersangka pernah menyiramkan air keras di kawasan dekat Polsek Kebon Jeruk pada 3 November 2019.
Baca juga: Pelaku Penyiraman Air Keras di Jakarta Barat Sudah Empat Kali Beraksi
Namun, peristiwa itu tidak menimbulkan korban jiwa karena jumlah soda api yang dicampurkan ke dalam air terbilang sedikit.
Dugaan sementara, tersangka FY menebar teror penyiraman air keras untuk mendapatkan perhatian.
Kepada polisi, dia mengaku kurang mendapat perhatian dari kakak perempuannya selama dirawat di rumah sakit pada tahun 2015.
Dia dirawat lantaran jatuh saat bekerja sebagai penyedia jasa reparasi AC. Namun, pernyataan tersangka tersebut dibantah oleh kakaknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.