Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senyum Warga Pulau Payung, Kepulauan Seribu Kini Dialiri Air Bersih

Kompas.com - 21/11/2019, 18:33 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Senyum Jubaedah merekah lebar saat Direktur Utama PAM Jaya Prayitno Bambang Hernowo menyebut akan meresmikan instalasi pengolahan air laut menjadi air bersih di Pulau Payung, Kepulauan Seribu.

Ia turut bertepuk tangan mendengar pulau tempat dirinya bermukim selama puluhan tahun mendapat pasokan air bersih mandiri.

Wanita 54 tahun ini merasa gembira kala tahu tak akan lagi mengonsumsi air payau sebagai pelepas dahaga sehari-hari.

Jubaedah merupakan salah satu warga dari 199 jiwa di Pulau Payung yang sudah bisa menikmati teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) atau sistem pengolahan air laut.

"Senang, puaslah sudah ada alat buat jadi air bersih. Biaya jadi enggak besar," tutur Jubaedah di Pulau Payung, Kepulauan Seribu, Rabu (20/11/2019) sore.

Ia berkisah, sebelum adanya SWRO warga hanya bisa menikmati air payau yang diambil dari sumur besar di tengah pulau.

Baca juga: Tahun 2030, PAM Jaya Targetkan Semua Warga Jakarta Dapat Pasokan Air Bersih

Bukannya apa-apa, selain rasanya yang kurang sedap, air payau harus dimasak selama berjam-jam agar bisa diminum oleh Jubaedah dan keluarga.

"Airnya payau, sebelah sana juga sama. Berpasir, banyak pada ngambang. Bisa bersih kalo sudah lama (dimasak dan didiamkan)," ujarnya terus tersenyum.

Mengambil air payau dari sumur pun tak gratis. Jubaedah dan warga lainnya harus membayar Rp 5.000 per jeriken berukuran lima liter.

Apalagi air yang diambil bukanlah hanya untuk dikonsumsi melainkan untuk mandi dan mencuci.

Hadirnya teknologi SWRO di pulau tersebut membuat Jubaedah tak perlu repot-repot berjalan ke tengah pulau untuk mengambil air.

Senada dengan Jubaedah, Mujiyanti bersyukur lantaran air bersih kini menjangkau rumahnya.

Rutinitas berjalan kaki sejauh dua kilometer setiap harinya untuk mengambil air bersih untuk minum pun kini tak harus lagi dilakukan olehnya maupun sang anak.

"Alhamdullillah bersyukur walaupun bertahun-tahun airnya tidak bersih, akhirnya kami diperhatikan oleh pemerintah," ucapnya.

Ia pun rela jika nantinya air dari PAM tersebut harus berbayar. Yang terpenting dirinya memiliki pipa air sendiri di rumahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com