Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Ditangkap, Preman yang Pukuli Pria di Ceger Sedang Pacaran di Pinggir Jalan

Kompas.com - 22/11/2019, 17:08 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Polsek Pondok Aren menangkap IH, preman yang sebelumnya memukuli seorang pria bernama Fajri Dika (24) di Ceger Raya, Pondok Aren.

Pelaku yang melarikan diri ditangkap saat sedang berpacaran dengan kekasihnya di jalan Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2019).

"Iya saat ditangkap pelaku sedang bersama pacarnya di pinggir jalan," kata Kapolsek Pondok Aren Kompol Afroni Sugiarto, Jumat (22/11/2019).

Sebelum tertangkap, kata Afroni, IH terus berpindah-pindah tempat untuk menghindari kejaran polisi.

IH mengetahui dia tengah menjadi buronan dari pemberitaan di media massa.

"Sempat berpindah-pindah tempat bergeser terus. Tapi berhasil kita tangkap," ucapnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku sebelumnya juga melakukan penganiayaan terhadap seseorang dengan kasus dan lokasi yang sama.

Baca juga: Pengakuan Preman yang Pukuli Pria di Ceger: Saya Kesal Kaki Saya Terlindas...

Dalam kejadian satu minggu sebelumnya tersebut, pelaku memukuli korbannya dalam kondisi mabuk.

"Satu lagi kasusnya sama, (korban) dipukuli juga hampir sama, tapi yang pertama dia minum dulu minum jamu. Korbannya luka, memar, enggak pakai senjata," kata Afroni.

Kini dari penangkapan IH, polisi mengamankan barang bukti berupa kemeja warna biru, kaos, dan satu bolpoin yang digunakan untuk menusuk korban.

Pelaku pun dikenakan Pasal 351 Ayat 2 KUHP tentang Penganiayaan dengan hukuman 5 tahun penjara.

Sebelumnya, IH ditangkap setelah memukuli Fajri Dika saat ingin mengantarkan kekasihnya pulang ke rumah yang tak jauh dari lokasi kejadian.

Korban yang saat itu menggunakan mobil, menunggu dengan waktu yang cukup lama karena angkot yang berhenti di tepi jalan.

Baca juga: Kabur Berhari-hari, Preman yang Pukuli Pria di Ceger Ditangkap Polisi

Korban yang saat itu berada di belakangnya langsung mengklakson angkot tersebut dan jalan.

Tiba-tiba, lima orang yang sempat berbicara dengan sopir angkot menghampirinya. Salah satunya marah-marah karena tak terima diklakson oleh Fajri.

Korban yang tak menghiraukan sempat lanjut mengemudikan mobil secara perlahan. Saat itu kemarahan salah satu dari lima orang tersebut memuncak hingga memukul bagian depan mobil dengan mengaku kakinya terlindas.

Korban pun didorong hingga terjatuh sebelum akhirnya dipukuli dan ditusuk menggunakan pulpen yang dibawa pelaku.

Akibat kejadian tersebut korban mengalami luka robek pada bagian wajah, kepala, dan punggung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com