Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Dishub DKI soal Dugaan Pungli Parkir di Kawasan Monas

Kompas.com - 25/11/2019, 14:15 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang warga mengeluhkan adanya dugaan pungutan liar (pungli) di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

Keluhan tersebut ia unggah melalui media sosial Instagram dengan akun @warung_jurnalis.

Warga tersebut menuturkan, saat hendak keluar dari parkir, dirinya diminta untuk membayar tarif senilai Rp 5.000, padahal dalam struk parkirnya tertulis Rp 2.000.

Warga tersebut pun mempertanyakan mengapa harga tiket yang tertulis dan yang ditagih berbeda.

Baca juga: Polsek Kebon Jeruk Amankan 17 Preman yang Kerap Lakukan Pungli di Minimarket

"Malam ini saya dan istri ke Monas menggunakan sepeda motor. Yang saya bingung saat parkir saya disuruh bayar parkir 5.000, sedangkan di struk parkir tertulis Rp 2000. Yang jadi pertanyaan saya Rp 3.000 masuk ke kas siapa?" tulis warga tersebut.

Menanggapai keluhan tersebut, Kepala Unit Pengelola (UP) Parkir Dinas Perhubungan DKI Jakarta Aji Kusambarto mengatakan bahwa kejadian itu terjadi pada Sabtu (23/11/2019) malam saat adanya perayaan Maulid Akbar.

Menurut dia, tarif parkir yang ditetapkan oleh pihak UP Parkir Dishub DKI Jakarta adalah Rp 2.000.

Namun, saat itu ada penyelenggara Maulid Akbar yang turut menjaga parkir sehingga menagih parkir dengan tarif Rp 5.000.

"Tarif (parkirnya) flat ya, jadi kami sudah tetapkan tarif Rp 2.000. Tapi pada kenyataannya di lapangan ditarik Rp 5.000. Nah itu sebetulnya ulah panitia penyelenggara," ucap Aji saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/11/2019).

Para penyelenggara berdalih bahwa harga parkir yang melonjak Rp 3.000 itu untuk infak.

"Dia bilang itu bagian dari infak gitu. Infak yang dipungut dari massa yang hadir di sana. Jadi kalau kami tetap hitungannya karcis yang Rp 2.000. Alasannya dia menarik infak dari jamaah yang hadir," kata dia.

Ketika ditanya mengapa saat itu panitia penyelenggara yang menjaga parkir bukan petugas UP parkir, Aji menyebutkan bahwa parkir dijaga bersama pada malam itu. Namun, petugas "kecolongan" sehingga tarif parkir yang ditarik oleh panitia Rp 5.000.

"Ada dari kami didampingi panitia-panitia. Dalam arti, maksudnya tarif flat Rp 2.000, jadi setornya ke Monas tetap Rp 2.000 kali karcis yang terjual," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com