Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Juga Gerebek Komplotan Penipu di Rumah Mewah PIK, 4 WNA dan 2 WNI Ditangkap

Kompas.com - 25/11/2019, 18:43 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menggerebek sebuah rumah mewah di perumahan Town House Emerald, Pantai Indah Kapuk, Penjaringan, Jakarta Utara pada Senin (25/11/2019) sore.

Dari penggrebekan tersebut, total ada enam tersangka yang diamankan Polda Metro Jaya.

"Diciduk enam tersangka. empat WNA China, dua WNI," kata salah satu polisi yang menggebrak rumah tersebut.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, tersangka tampak diborgol tangannya agar tidak melarikan diri.

Polisi tampak menggeledah seisi rumah tersebut. Barang-barang di rumah tampak berserakan akibat penggeledahan itu.

Sejumlah barang seperti laptop, ponsel, dompet dan beberapa dokumen dibawa sebagai barang bukti.

Baca juga: [VIDEO]: Detik-detik Penggerebekan Komplotan Penipu di Kebon Jeruk

Setelah penggerebekan polisi memasang garis polisi di pintu, sepeda motor, dan pagar rumah.

"Tadi sudah lama, sudah dari jam 14.30 WIB an," ucap salah seorang tetangga.

Namun Kompas.com dilarang sekuriti perumahan untuk menggali informasi lebih dari warga sekitar.

Adapun penggrebekan ini merupakan bagian dari empat rumah lainnya hasil dari kerjasama antara Indonesia dan China.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan para terduga pelaku menggunakan media telepon ke Cina, kemudian dari mereka juga menggunakan sebuah alat translate untuk menipu korbannya.

Baca juga: Polisi Gerebek Rumah Komplotan Penipu di Kebon Jeruk, Tersangka Kocar-kacir Loncat Pagar

"Mereka bersama-sama menelpon ke warga negara sana, warga negara asing menyampaikan bahwa anda ada kesalahan sehingga perlu menghubungi," ujar Yusri.

Kebanyakan mereka membuka aksi penipuan ke korban dengan mengungkap beberapa kasus seperti kesalahan pajak.

Setelah korban percaya, barulah para penipu menjalankan aksinnya.

Penipu yang ada di rumah besar itu pun menggunakan box dengan lapisan spons sehingga dalam menelpon terdengar layaknya customer service.

Polisi pun baru mengetahui modus penipuan setelah korban mentransfer sejumlah uang.

"Jadi sistemnya itu online atau teleconference yang ada," Kata Yusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com