JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan pedagang pisang di Jalan Pisangan Lama Raya, Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, akan direlokasi karena terimbas proyek Double-double Track (DDT) kereta api Manggarai-Cikarang.
Para pedagang sejatinya tidak menolak direlokasi karena adanya proyek tersebut. Mereka justru mendukung penuh proyek itu berjalan guna kepentingan nasional.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan lokasi baru untuk para pedagang pisang menjajakan dagangannya, yakni di lantai 2 Pasar Klender.
Namun, para pedagang keberatan untuk pindah ke Pasar Klender. Alasannya, lokasi pasar tersebut jauh dari lapak sebelumnya dan khawatir sepi pembeli.
"Kalau di lantai 2 Pasar Klender, di samping jauh, sepi pembeli, juga barang yang dijual kan pisang tandanan. Selain pisangnya harus diangkat ke lantai 2, yang beli juga harus angkat pisang tandanan dari lantai atas ke bawah. Ya imposible lah," kata Deden saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/11/2019).
Deden menjelaskan, pihaknya berharap agar Pemprov DKI memberikan lokasi berdagang baru yang layak dan tidak jauh dari lapak sebelumnya.
Sebab, menurut Deden, ratusan pedagang pisang yang sudah berjualan puluhan tahun di sepanjang Jalan Pisangan Lama Raya disebut telah menjadi pasar pisang terbesar di Jakarta.
Selain itu, menurut dia, nama wilayah Pisangan Timur identik dengan banyaknya pedagang pisang.
"Berpuluh-puluh tahun sudah wilayah Pisangan sangat identik dengan buah pisang dan apabila pasar pisang terbesar di Jakarta ini sudah tidak ada, wilayah ini dikhawatirkan menjadi 'Pisangan tanpa pisang'," ujar Deden.
Adapun para pedagang diberi waktu hingga akhir November 2019 untuk mengosongkan lapaknya.
Pemprov DKI sudah melakukan sosialisasi relokasi sejak 18 November lalu.
Terkait hal itu, para pedagang merasa waktu yang diberikan sangat mepet. Mereka juga berharap Pemprov DKI memberikan waktu lebih lama lagi untuk pedagang membongkar lapak yang sudah puluhan tahun digunakan untuk berjualan pisang itu.
"Kami juga hanya menyayangkan, tenggat waktu antara sosialisasi dan pengosongan tempat terlalu singkat, hanya 10 hari, karena sebelum-sebelumnya, proyek DDT mengalami penundaan beberapa kali bahkan sejak tahun 1998," ujar Deden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.