Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Indonesia Dijadikan Pelarian Para WN China untuk Menipu...

Kompas.com - 27/11/2019, 08:00 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia yang seharusnya dijadikan tujuan wisata warga negara asing, tetapi malah disalahgunakan menjadi tempat penipuan melalui sambungan telepon (telecom fraud).

Penipuan tersebut dilakukan oleh 85 warga negara China di tujuh lokasi yang tersebar di Jakarta hingga Jawa Timur.

Dalam konferensi pers yang digelar di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, pada Selasa (26/11/2019), Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono mengatakan, pengungkapan kasus penipuan itu berawal dari informasi polisi China.

Tim gabungan Ditreskrimsus dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya mengintai keberadaan para tersangka selama dua pekan.

Hingga pada Senin (25/11/2019), polisi menggerebek para tersangka penipuan di tujuh lokasi, yakni Griya Loka, BSD, Mega Kebon Jeruk, Kemanggisan, Pantai Indah Kapuk, Perum Intercon, Bandengan Tambora, dan Malang, Jawa Timur.

Baca juga: Penangkapan WN China di Malang dan Jakarta Saling Terkait, Polisi: Tersangka Bantu Urus Pajak

Pura-pura jadi polisi hingga pegawai bank

Polisi mengamankan 91 orang dari kegiatan penggerebekan itu. Sebanyak 85 orang warga negara China telah ditetapkan sebagai tersangka.

Sementara itu, 6 orang lainnya berstatus warga negara Indonesia (WNI) hanya berstatus saksi.

"Dari 91 orang (yang diamankan), 85 orang merupakan warga negara China, 11 di antaranya merupakan wanita," kata Gatot, Selasa.

Sebanyak 6 WNI hanya dijadikan saksi karena belum terbukti terlibat dalam penipuan online itu.

Keenam saksi itu hanya membantu para WNA China selama beraktivitas di Indonesia.

"Dari warga negara kita, ada 6 orang, mereka tidak terlibat secara langsung. Mereka membantu bawa jalan-jalan, bepergian, membantu keperluan makan, dan membersihkan rumah-rumah (yang disewa WNA China). Enggak ada keterlibatan langsung," ungkap Gatot.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, para warga negara China itu mengunjungi Indonesia menggunakan visa wisata.

Mereka akan kembali ke negara China setiap tiga bulan untuk memperbarui visanya.

Mereka menipu korban, yang juga merupakan warga negara China, dengan menyamar sebagai polisi, jaksa, atau pegawai bank.

Baca juga: Penipuan oleh WN China, Masuk Indonesia Pakai Visa Wisata dan Mengaku Polisi Saat Beraksi

Mereka menjanjikan bantuan untuk mengurus permasalahan pajak atau investasi sejumlah uang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com