Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua RT Sebut Ketiga Korban Pencabulan Tukang Macilor Bukan Siswi SD

Kompas.com - 27/11/2019, 15:21 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketiga anak yang menjadi korban pencabulan pedagang martabak cilok telor (macilor) berinisial YS, disebut bukan merupakan siswi SDN 06 Kapuk.

"Kejadiannya itu memang di depan SD, tapi korbannya bukan siswi SD. Saya juga enggak tahu korbannya itu orang mana, karena pas saya ke sana sudah ramai orang di lokasi," ucap Ketua RT 011 RW 014, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Nini di saat ditemui pada (27/11/2019).

Saat mengetahui keramaian tersebut, Nini langsung memberitahu dan menginformasikan ke Binmas Kelurahan Kapuk untuk segera mengamankan pelaku yang bersembunyi di sebuah gedung depan sekolah SD.

"Pas ramai itu saya langung telpon Pak Binmas. Enggak berapa lama langsung datang ke lokasi dan amankan pelaku itu," ucap Nini.

Baca juga: Hukuman Bagi Oknum Guru Cabul di OKI Akan Ditambah Sepertiga dari Ancaman

Salah satu pedagang yang berjualan di depan SD menyebut bahwa korban berjumlah tiga orang.

Bahkan, salah satu korban merupakan anak pedagang susu kacang yang juga berjualan di sekitar sekolah.

Sementara korban lainnya merupakan anak yang dibawa orangtuanya menjemput kakak atau adiknya di depan sekolah.

"Korbannya itu bukan siswi SD. Tapi kebetulan orangtuanya lagi jemput kakaknya dan anaknya itu main di sini (lokasi depan sekolah) nah saya juga enggak tahu gimana kejadiannya tahu-tahu sudah ramai," ujar Atik, salah satu pedagang.

Diberitakan sebelumnya, tiga bocah berinisial AA (7), CA (6) dan KA (5)  jadi korban pencabulan oleh YS yang sehari-hari berjualan macilor di sekitar sekolah.

YS berusaha menarik perhatian korban dengan mengajaknya bermain.

Dengan modus main sunat-sunatan pelaku membawa korban ke dalam gudang dan meraba alat kemaluan korban satu persatu.

Baca juga: Berkedok Main Sunat-sunatan, Pedagang Martabak Cilor Cabuli 3 Siswi SD

Usai puas melampiaskan nafsu bejatnya, pelaku lantas kembali berjualan dan menyuruh korban pergi.

YS kemudian dilaporkan setelah korban melaporkan peristiwa yang dialaminya kepada orangtua masing-masing.

Polsek Cengkareng pun menahan YS. Kapolsek Cengkareng Kompol Khoiri mengatakan, sampai saat ini polisi masih mendalami motif YS dalam menjalankan aksinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com