JAKARTA, KOMPAS.com - Ketiga anak yang menjadi korban pencabulan pedagang martabak cilok telor (macilor) berinisial YS, disebut bukan merupakan siswi SDN 06 Kapuk.
"Kejadiannya itu memang di depan SD, tapi korbannya bukan siswi SD. Saya juga enggak tahu korbannya itu orang mana, karena pas saya ke sana sudah ramai orang di lokasi," ucap Ketua RT 011 RW 014, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Nini di saat ditemui pada (27/11/2019).
Saat mengetahui keramaian tersebut, Nini langsung memberitahu dan menginformasikan ke Binmas Kelurahan Kapuk untuk segera mengamankan pelaku yang bersembunyi di sebuah gedung depan sekolah SD.
"Pas ramai itu saya langung telpon Pak Binmas. Enggak berapa lama langsung datang ke lokasi dan amankan pelaku itu," ucap Nini.
Baca juga: Hukuman Bagi Oknum Guru Cabul di OKI Akan Ditambah Sepertiga dari Ancaman
Salah satu pedagang yang berjualan di depan SD menyebut bahwa korban berjumlah tiga orang.
Bahkan, salah satu korban merupakan anak pedagang susu kacang yang juga berjualan di sekitar sekolah.
Sementara korban lainnya merupakan anak yang dibawa orangtuanya menjemput kakak atau adiknya di depan sekolah.
"Korbannya itu bukan siswi SD. Tapi kebetulan orangtuanya lagi jemput kakaknya dan anaknya itu main di sini (lokasi depan sekolah) nah saya juga enggak tahu gimana kejadiannya tahu-tahu sudah ramai," ujar Atik, salah satu pedagang.
Diberitakan sebelumnya, tiga bocah berinisial AA (7), CA (6) dan KA (5) jadi korban pencabulan oleh YS yang sehari-hari berjualan macilor di sekitar sekolah.
YS berusaha menarik perhatian korban dengan mengajaknya bermain.
Dengan modus main sunat-sunatan pelaku membawa korban ke dalam gudang dan meraba alat kemaluan korban satu persatu.
Baca juga: Berkedok Main Sunat-sunatan, Pedagang Martabak Cilor Cabuli 3 Siswi SD
Usai puas melampiaskan nafsu bejatnya, pelaku lantas kembali berjualan dan menyuruh korban pergi.
YS kemudian dilaporkan setelah korban melaporkan peristiwa yang dialaminya kepada orangtua masing-masing.
Polsek Cengkareng pun menahan YS. Kapolsek Cengkareng Kompol Khoiri mengatakan, sampai saat ini polisi masih mendalami motif YS dalam menjalankan aksinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.