Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga BAB Sembarangan Masih Terjadi di 4 Kelurahan di Cipayung

Kompas.com - 28/11/2019, 15:58 WIB
Dean Pahrevi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga di puluhan RW di Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, masih ada yang belum memiliki tangki septik untuk menampung limbah WC.

Kepala Puskesmas Kecamatan Cipayung Rini Muharni mengatakan, saat ini baru ada empat kelurahan di Cipayung yang sudah bebas dari BAB (buang air besar) sembarangan. Empat kelurahan itu yaitu Cilangkap, Ceger, Cipayung, dan Pondok Rangon.

Warga di empat kelurahan lainnya, yaitu Kelurahan Munjul, Lubang Buaya, Bambu Apus, dan Setu masih ada yang belum punya tangki septik. Limbah BAB mereka langsung dibuang ke kali atau sungai.

Baca juga: 5 Persen Warga Jakarta Timur Masih Buang Limbah WC ke Kali

"Sisa empat keluraham lagi ya, Lubang buaya itu 12 RW, Setu enam RW, Munjul delapan RW, dan Bambu Apus. Empat kelurahan itu masih banyak helikopter (jamban di atas saluran sungai atau kali)," kata Rini di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Garuda, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (28/11/2019).

Rini menambahkan, pihaknya terus berupaya mengurangi jumlah warga yang masih mengalirkan limbah WC ke kali atau saluran air.

Upaya itu salah satunya dengan menggalakkkan sistem septic tank komunal atau satu septic tank untuk dipakai beberapa rumah.

"Kami berharap secepatnya bebas dari itu. Saat ini yang lagi proses... itu Setu dan Lubang Buaya. Lahannya kan sempit, makanya kami sarankan untuk septic tank komunal, jadi satu bisa untuk beberapa rumah," ujar Rini.

Baca juga: Sebabkan Seorang Petugas Sedot WC Tewas, Mengapa Septic Tank Bisa Meledak?

Wali Kota Jakarta Timur M Anwar mengatakan, pihaknya akan melibatkan bantuan CSR (corporate social responsibility) dan kementerian untuk menyosialisasikan jamban bersih.

"Kami upayakan mudah-mudahan tahun ini kami bersihkan sampai 100 persen, kami bersihkan. Kami melibatkan CSR, kementerian juga," ujar Anwar.

Secara keseluruhan, masih ada lima persen penduduk Jakarta Timur yang masih buang limbah WC ke saluran air atau kali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com