JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menugaskan badan usahanya, PT Jakarta Propertindo (Jakpro), untuk merevitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat.
Revitalisasi TIM akan memakan biaya hingga Rp 1,8 triliun.
Pemprov DKI memberikan anggaran berupa penyertaan modal daerah (PMD) kepada Jakpro untuk mengerjakan proyek revitalisasi tersebut.
Pemprov DKI telah memberikan PMD sebesar Rp 200 miliar dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2019 untuk tahap pertama revitalisasi TIM.
Dalam revitalisasi ini, Jakpro berencana membangun fasilitas baru seperti hotel, pusat kuliner, dan galeri seni.
Peletakan batu pertama atau groundbreaking revitalisasi itu sudah dilaksanakan pada 3 Juli 2019.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pembangunan hotel dalam revitalisasi TIM dirancang agar para seniman dari luar Jakarta bisa memiliki tempat menginap.
Menurut dia, kawasan TIM direvitalisasi untuk menjadi pusat kegiatan kebudayaan, baik di level nasional maupun internasional.
Baca juga: Janji Tak Hilangkan Fasilitas Seni di TIM, Jakpro: Malah Jadi Instagrammable
"Itu sebabnya mengapa di sini bukan saja tempat untuk performing art atau tempat pertemuan saja, tetapi juga ketika seniman dan budayawan dari berbagai tempat di dunia datang, mereka pun dapat tinggal di dalam wisma, tinggal di dalam kompleks TIM," ujar Anies, Senin (25/11/2019).
Sementara itu, Direktur Utama Jakpro Dwi Wahyu Daryoto menuturkan, hotel yang dimaksud sebenarnya bernama Wisma TIM.
Hotel itu tak berdiri sebagai satu gedung sendiri, melainkan digabung bersama galeri seni dan Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin.
"Galeri seni ada di lantai satu dan dua, kemudian Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin ada di lantai tiga dan empat. Hotelnya ada di atas itu semua. Jadi enggak makan ruangan. Padahal ini semua sinergi," kata Dwi.
Para seniman di TIM belakangan ini menentang rencana pembangunan hotel bintang lima di kawasan itu.
Para seniman tersebut mengaku belum diajak diskusi oleh pihak Jakpro.
Salah seorang pegiat seni, Imam Ma'rif mengatakan, revitalisasi hotel di TIM yang menjadi polemik ini harus dibicarakan dengan para seniman.