Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang KRL Beralih ke Kereta Bandara, Rela Bayar Lebih demi Kenyamanan

Kompas.com - 29/11/2019, 10:39 WIB
Singgih Wiryono,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Apa yang terbayang ketika menaiki Commuter Line pada saat jam-jam pergi dan pulang kerja? Berdesakan, atau harus berdiri berjam-jam berteman bau keringat para pekerja yang lain.

Kadang ketika AC mati, gerbong menjadi pengap. Saat sudah lelah di tempat kerja, harus juga mengalah dengan ibu-ibu yang meminta kursi.

Itulah yang dibayangkan Arief, salah seorang karyawan swasta yang memilih kereta Bandara Soekarno-Hatta sebagai kendaraan menuju kantornya di kawasan Kuningan, Jakarta.

"Lebih nyaman yang pasti, saya kerja di Kuningan," ujar Arief saat ditemui Kompas.com di Stasiun Batu Ceper, Kota Tangerang, Jumat (29/11/2019).

Arief mengatakan, dirinya rela merogoh kantong sedikit lebih dalam untuk merasakan kenyamanan di perjalanan menuju kantor.

Pilihannya untuk naik kereta bandara sudah dia lakukan enam bulan belakangan yang sebelumnya menggunakan KRL.

"Mungkin enam bulan lebih kali ya," kata Arief.

Selain kenyamanan, ada juga promo yang menjadi pertimbangan pria asal Tangerang ini memilih kereta bandara.

"Bukan hanya pas lagi promo, tapi juga bisa kolektif itu lebih murah harganya," lanjut dia.

Arief berharap pihak manajemen bisa mempertimbangkan harga yang lebih rendah tanpa mengorbankan kenyamanan yang saat ini masih terjaga karena penumpang yang masih sedikit.

"Sebetulnya lebih rendah lagi harganya kalau bisa. Kelihatannya (penumpang) kosong kan. Ini bisa jadi salah satu alternatif transportasi dari Tangerang ke Jakarta, daripada kosong kan lebih baik diberdayakan lagi. Caranya rendahkan harga," pungkas dia.

Senada dengan Arief, Audi (41) sambil menuntun sepeda lipatnya mengungkap alasannya memilih kereta bandara ketimbang KRL untuk menuju kantornya di Sudirman, Jakarta.

Tidak lain karena alasan kenyamanan dan ketepatan waktu saat menaiki kereta bandara.

"Lebih nyaman saja. Sudah lama ya (naik kereta bandara), empat bulan," kata dia.

Audi juga berharap ada sistem pembayaran yang lebih luwes lagi, seperti bisa booking tiket jauh-jauh hari selama 30 hari. Agar dia bisa lebih merasakan kenyamanan tanpa harus waswas kehabisan tiket.

"Kalau bisa ada abonemen sebulan," ujar dia.

Audi juga merasakan keuntungan karena bisa mendapat diskon harga tiket dari pembelian online melalui aplikasi.

VP Corporate Secretary and Legal PT Railink, Muchtar, mengatakan, salah satu strategi untuk menarik perhatian masyarakat untuk beralih ke kereta bandara yaitu dengan cara tiket promo dan group booking.

"Promo khusus pembelian tiket di aplikasi dan website reservation Railink juga diskon mitra dari aplikasi," jelas dia dalam pesan teks saat dihubungi Kompas.com, Kamis (28/11/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com