BEKASI, KOMPAS.com - Sejumlah perwakilan guru dan tenaga kerja kontrak (TKK) Kota Bekasi diundang menyampaikan aspirasi di ruang audiensi DPRD Kota Bekasi, Jumat (29/11/2019).
Langkah ini menyusul aksi unjuk rasa para guru dan tenaga kerja kontrak di luar Gedung DPRD sejak tengah hari tadi.
Aksi unjuk rasa itu memuat keresahan para guru kontrak soal kabar pemangkasan gaji mereka pada 2020. Kemudian, ada lagi isu yang secara spesifik menyebut bahwa gaji guru kontrak di Bekasi turun dari Rp 3,9 juta jadi Rp 2,8 juta.
Di dalam ruang aspirasi, kedua belah pihak sempat berdebat cukup sengit. Perdebatan itu berkisar pada kabar pemangkasan gaji yang tidak jelas asal-muasalnya.
"Anda dapat angka Rp 2,8 juta itu dari mana?" tanya anggota Fraksi PDI-P, Nicodemus Godjang.
"Dari media online. Dalam surat resmi kami tidak ada angka itu. Tuntutan kami sesuai spanduk di depan. Kami duga ada penggiringan opini. Padahal murni kami sesuai administrasi (surat resmi)," jawab Ketua TKK Kota Bekasi, Lukman Nur Hakim.
Baca juga: Pemkot Bekasi Diminta Angkat Guru Honorer Jadi PNS, Bukan Malah Buka CPNS
"Siapa media online-nya? Siapa anggota dewannya? Sebut saja," desak Nico.
Lukman lalu mengakui, pihaknya tak pernah mendengar gaji Rp 2,8 juta untuk guru kontrak itu diucapkan anggota dewan.
"Yang ada adalah rasionalisasi, mungkin kita tergiring, karena yang sudah terjadi rasionalisasi, anggaran RT/RW kan dikurangi," ujar Lukman.
"Jadi bisa tidak mempertanggungjawabkan angka Rp 2,8 juta?" tanya Nico.
"Broadcast-broadcast kami tidak bertanggung jawab," kata Lukman.
"Muncul angka Rp 2,8 juta itu akhirnya membuat kita jadi takut, karena awalnya ada bahasa rasionalisasi, yang membuat hari ini kita ke gedung dewan. Kami ke sini justru untuk tabayyun, klarifikasi," tambah Lukman.
Baca juga: Guru Kontrak di Bekasi Tahu Isu Pemangkasan Gaji dari Medsos
Debat kemudian berlanjut justru antara sesama anggota dewan, yakni Komarudin dari Fraksi Golkar dan Nicodemus Godjang. Komarudin mencecar Nico karena dianggap menyudutkan guru kontrak yang menurutnya sudah berusaha mengklarifikasi langsung.
Sementara Nico beranggapan, Komarudin justru menyudutkan dia dan anggota dewan lainnya. Keduanya berbicara bersamaan sambil saling tuding.
Tiba-tiba, Ketua Komisi I Bidang Pemerintahan, Abdul Rojak berseru keras.
"Rapat saya ambil alih sebagai pimpinan!" seru dia sambil memukul meja tiga kali.
Audiensi berlanjut alot. Anggota dewan berulang kali menyampaikan, mereka ingin meningkatkan gaji guru kontrak di Kota Bekasi tahun 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.