Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Direlokasi, Siswa Sekolah Khusus yang Bangunannya Retak Kembali Aktif Belajar

Kompas.com - 02/12/2019, 14:28 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN,KOMPAS.com - Sebanyak 84 siswa Sekolah Khusus (SKh) Assalam 01 telah direlokasi di Jalan Ciater, Serpong,Tangerang Selatan.

Setelah kegiatan belajar mengajar dihentikan karena kondisi sekolah yang mengalami keretakan, kini para siswa mulai aktif kembali.

"Kegiatan belajar mengajar sudah aktif lagi. Awalnya kan kita direlokasi di TK Assalam, tapi tidak jadi. Jadinya di Sekolah Khusus Assalam 02, Ciater," kata Bendahara Skh Assalam 01, Indri Firmandyah saat dihubungi Kompas.com, Senin (2/12/2019).

Menurut Indri, belum bisa dipastikan berapa lama para siswa akan menumpang di bangunan itu.

Proses tersebut akan berlangsung selama bangunan sekolah yang mengalami keretakan di beberapa titik kelas dan toilet diperbaiki.

Baca juga: BPPT Pastikan Bangunan Sekolah Khusus di Tangsel Retak akibat Pergeseran Tanah

"Iya mengungsi sampai bangunan jadi. Tapi saat ini kan belum dibangun, kita masih proses pengajuan ke PKLK (Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus) Jakarta sama Dinas Pendidikan Provinsi Banten," kata Indri.

Sebelumnya, bangunan Sekolah Khusus (SKh) Assalam 01 yang berlokasi di Jalan Cendana, Serpong, Tangerang Selatan, mengalami keretakan di beberapa titik seperti kelas hingga toilet.

Keretakan tersebut terjadi pascabencana gempa bumi pada Agustus 2019 lalu.

Saat itu, keretakan bangunan tidak terlihat.

Pihak sekolah pun beranggapan bahwa keretakan terjadi hanya sebagian kecil dari kontruksi bangunan yang kurang kokoh.

Baca juga: BMKG: Tercatat 28 Kali Gempa Susulan, Warga Diimbau Waspada Bangunan Retak dan Rusak

Namun, dua minggu terakhir, keretakan semakin parah dan terlihat jelas.

Kekhawatiran para guru kian jelas saat pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan meninjau langsung.

BPBD pun menyampaikan bahwa keretakan diduga akibat pergeseran tanah.

Saat itu pihak sekolah diminta untuk waspada karena keretakan bangunan tersebut diduga akibat pergeseran tanah.

Semenjak adanya peringatan tersebut, pihak sekolah pun memberhentikan proses belajar mengajar sementara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com