Beni pun menepis kemungkinan bahwa massa reuni akbar 212 yang membawanya saat acara berlangsung pada Senin (2/12/2019).
Baca juga: Polisi Selidiki Asal Granat Asap yang Meledak di Monas
Sebab, semestinya keberadaan granat sudah bisa terdeteksi dalam penyisiran sepanjang acara tersebut.
"Jangan-jangan setelah 212 baru dimasukkan ke Monas. Setelah acara (212) juga kan (Monas) disisir. Harusnya saat penyisiran kan (granat) sudah didapat, kalau mereka dari awal sebelum acara sudah membawa," tutup dia.
Sebelumnya diberitakan, ledakan terjadi di kawasan Monas, Jakarta Pusat, pada Selasa (3/12/2019) pagi. Beberapa saksi menyebutkan, ledakan terdengar cukup keras.
Dua tentara atas nama Serka Fajar dan Praka Gunawan menjadi korban luka yang terimbas ledakan tersebut saat tengah berolahraga.
Saat ini, kedua korban telah dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono menyatakan, ledakan yang terjadi akibat granat asap.
Namun, Beni sangsi bahwa granat asap mampu melukai parah korbannya karena granat asap umum digunakan untuk penyembunyian gerak tentara melalui asap yang mengepul tebal.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.