Jenis kedua adalah granat asap penyembunyi. Joddy mengatakan, bahan kimia utama yang ada dalam granat ini adalah hexachloroethane-zinc (HC), atau campuran dari asam terephthalic (TA).
“HC ini sebetulnya senyawa yang memiliki risiko. Kalau terserap kulit dalam konsentrasi yang tinggi, efek utamanya korban akan merasa depresi. Istilahnya memiliki reaksi eksotermis. Jadi jika terpapar, selama beberapa saat badan masih merasa panas meskipun sudah tidak ada lagi asapnya,” kata dia.
Senyawa HC yang membahayakan kulit dapat diantisipasi dengan membasuh kulit dengan air.
Kejanggalan
Satu-satunya granat asap yang dapat meledak adalah granat asap berbahan fosfor putih. Granat ini identik dengan sebutan “bom fosfor”.
Joddy menyebut, fosfor ini mampu melukai seseorang, namun bukan dengan cara menghancurkan anggota tubuh seperti yang terjadi pada dua tentara korban ledakan Monas.
“Jika terkena tubuh, bisa menyebabkan luka bakar yang cukup parah. Bahkan bisa menyebabkan kematian,” ujar dia.
Baca juga: Ini Kronologi Dua Anggota TNI Terkena Ledakan Granat Asap di Monas
Bom fosfor masuk dalam kategori senjata kimia yang berbahaya, bahkan dilarang penggunaannya dalam perang lantaran bisa mematikan warga sipil.
Pelarangan bom fosfor dalam perang jauh diteken pada Konvensi Persatuan Bangsa-bangsa tentang Senjata Konvensional Tertentu di Jenewa, Swiss, 1980.
Ledakan bom fosfor dapat dikenali dengan mudah, karena ia menyemburkan fosfor putih yang padat seperti kembang api ketika meletus.
Senjata ini pernah dipakai Israel di Gaza, Amerika di Vietnam, Arab Saudi di Yaman, dan serangan di Mosul, Irak.
Masalahnya, mungkinkah granat asap meledak di Monas? Sedangkan satu-satunya granat asap yang sanggup meledak adalah bom fosfor yang penggunaannya dilarang bahkan dalam hukum perang internasional?
Pakar militer dan intelijen Beni Sukadis juga sangsi bahwa ledakan Monas disebabkan oleh granat asap.
Beni belum pernah mendengar riwayat granat asap (di luar bom fosfor) pernah meledak dan melukai orang.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan