"Apakah Pak Gubernur tahu, bahwa ada warga di Jakarta Utara yang untuk mendapatkan 1 meter kubik air saja harus membeli dengan sampai dengan harga Rp 150.000? Mereka membeli dari tukang air keliling karena belum ada akses air bersih di sana," kata Anthony.
Ia melanjutkan, Formula E bukanlah program prioritas. Mengingat, hal tersebut tidak terdapat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) serta Peraturan Gubernur (Pergub) Percepatan Pelaksanaan Kegiatan Strategis Daerah (KSD) tahun 2019.
"Bahkan, nilai penyertaan modal daerah (PMD) Formula E lebih besar dibandingkan dengan PMD pembangunan LRT. Padahal, LRT merupakan Program Strategis Nasional (PSN)," ungkapnya.
Protes pemangkasan anggaran rehab sekolah
Pemangkasan anggaran rehabilitasi sekolah dari Rp 3,7 triliun menjadi Rp 2,3 triliun oleh Pemprov DKI Jakarta juga mendatangkan protes dari DPRD DKI.
Baca juga: Anggaran Rehab Sekolah Dicoret, Anies Sebut Perhatian pada Pendidikan Tak Hanya soal Infrastruktur
Fraksi Partai Demokrat DPRD DKI mempertanyakan pemangkasan tersebut karena menyebabkan ratusan sekolah di Jakarta batal direnovasi pada 2020 mendatang.
Ketua Fraksi Partai Demokrat Desie Christhyana Sari mengatakan, awalnya Pemprov DKI berencana merehabilitasi 191 lokasi sekolah.
Namun dikoreksi menjadi 86 lokasi dan terakhir hanya tersisa 56 lokasi.
"Padahal dari penjelasan Sekretaris Daerah, 86 lokasi sekolah yang direkomendasikan oleh Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi DKI Jakarta masuk dalam kondisi membahayakan," ucap Desie.
Pemprov DKI Jakarta memangkas anggaran tersebut karena mengantisipasi defisit. Namun Fraksi Demokrat menilai, seharusnya tidak mengorbankan program-program yang bersentuhan dengan masyarakat.
"Fraksi Demokrat tidak ingin terulang lagi tragedi sekolah ambruk yang tentunya membahayakan keselamatan siswa," jelasnya.
Desie berharap ke depannya rehabilitasi sekolah bisa menjadi program prioritas Pemprov DKI sesuai dengan RPJMD 2017-2022.
Desak prioritaskan pengendalian banjir
Program prioritas Pemprov DKI Jakarta lainnya yang dinilai tak berjalan dengan baik adalah masalah pengendalian banjir.
Baca juga: Fraksi PKB-PPP DPRD DKI Minta Pemprov DKI Prioritaskan Pengendalian Banjir
Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa-Partai Persatuan Pembangunan (PKB-PPP) meminta agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memprioritaskan pengendalian banjir, salah satunya dengan mengalokasikan anggaran yang lebih besar.
Sekretaris Fraksi PKB-PPP DPRD DKI Jakarta Yusuf menuturkan, hingga saat ini pengendalian banjir di sekitar Sungai Ciliwung belum mendapat perhatian yang cukup.
"Kami mengusulkan alokasi anggaran yang cukup untuk merealisasikan pembebasan lahan di bantaran Sungai Ciliwung yang tidak terlaksana pada tahun 2019 ini karena minimnya anggaran," terang Yusuf.
Selain masalah naturalisasi di Sungai Ciliwung, Fraksi PKB-PPP mengingatkan Pemprov DKI agar memperluas target ruang terbuka biru (RTB), yakni waduk, situ, danau, dan embung.
RTB dinilai dapat mengendalikan debit air hujan maupun kiriman dari luar Jakarta hingga menjadi potensi wisata air.
"Kami sangat mendukung pembangunan dan peeluasan waduk di Jakarta karena pembangunan waduk akan berfungsi menampung air kali penghubung di sekitar waduk," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.