JAKARTA, KOMPAS.com - Meski telah memakan korban jiwa, perlintasan kereta api tanpa palang pintu masih banyak ditemui di berbagai wilayah di Jakarta.
Salah satunya di sekitar Stasiun Ancol.
Perlintasan kereta tanpa palang yang dekat dengan Stasiun Ancol hanya diawasi oleh empat penjaga jalan lintasan (PJL) kereta yang terbagi tiga shift.
Selain itu, para petugas PJL ini hanya bermodalkan bendera dan peluit sebagai isyarat bagi pengguna jalan untuk berhenti ketika kereta hendak melintas.
Berbeda dengan perlintasan di stasiun lain, Stasiun Ancol memiliki perlintasan kereta tanpa palang, tanpa sirine, dan tanpa rambu.
Perlintasan KA ini menghubungkan Jalan Budi Mulya Raya dengan Jalan RE Martadinata.
Sulaiman, petugas PJL di Stasiun Ancol mengatakan, perlintasan KA tanpa palang ini sebenarnya cukup berbahaya.
Meskipun belum terjadi kecelakaan yang memakan korban di perlintasan ini.
"Kalau kecelakaan sampai memakan korban sih belum ada. Cuma, tetap saja ngeri kalau enggak ada palang. Apalagi pengendara sini pada ngeyel, udah ditegur masih aja ada yang nerobos," ujar Sulaiman saat ditemui di perlintasan kereta dekat Stasiun Ancol, Rabu (5/12/2019).
Sulaiman menambahkan, saat ini sudah ada rencana untuk memasang palang di pelintasan KA Stasiun Ancol ini.
Namun, ia belum tahu kapan realisasinya.
"Pasti dibangun palang, hanya saja belum resmi kapan dipasang," ujar dia.
Sulaiman menambahkan, perlintasan KA tanpa palang ini cukup berisiko karena bisa membahayakan pengguna jalan.
"Susah sih kalau enggak ada palang pintu begini. Kadang sudah kita tutup dan tegur aja masih suka nerobos. Padahal kan kita maksudnya untuk mengamankan," kata dia.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, Sulaiman berharap palang pintu di perlintasan kereta segera dipasang dan juga dipasang rambu agar pengendara tidak menerobos ke rel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.