JAKARTA, KOMPAS.com - Polres Metro Jakarta Utara menggelar rekonstruksi adegan tawuran maut antara dua geng motor yakni VDM (vademangan) dan Sunter Kangkungan yang berujung tewasnya seorang pria bernama Herly Suprapto (27) pada Minggu (24/11/2019) lalu.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan setidaknya ada 21 adegan yang diperagakan di lokasi tewasnya Herly.
"Dari kejadian ini kami memeragakan ada 21 adegan dan kita melihat pada adegan ke-16 itulah yang krusial di mana tersangka melakukan pembacokan terhadap korban," kata Budhi di lokasi, Kamis (5/12/2019).
Budhi menyampaikan, proses rekonstruksi berjalan lancar tanpa adanya bantahan dari tersangka ataupun saksi.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, rekonstruksi itu berawal dari lima orang tersangka yakni MFAP (16), MFF (14), B (22), BD (22) dan MAK (18) saling bertukar pesan melalui ponsel.
Baca juga: Tawuran Maut di Sunter Jaya Dianggap Hiburan, Kak Seto Sorot Kurikulum
Adegan itu menunjukkan awal kejadian terkait ajakan tawuran yang dimulai dari grup WhatsApp.
Setelah sepakat, mereka lantas pergi ke lokasi pertama yang dijanjikan sebagai tempat tawuran namun berhasil digagalkan oleh warga sekitar.
Adegan ini tetap dilakukan di kawasan Sunter Kangkungan namun lokasi sebenarnya berada di Kemayoran, Jakarta Pusat.
Polisi tampak mengambil gambar setiap adegan yang diperankan langsung oleh tersangka, saksi dan korban tewas yang dilakoni oleh anggota polisi.
Pada adegan ke-16, barulah terlihat peristiwa pembacokan yang dilakukan oleh MFAP terhadap korban Herly Suprapto. Dari adegan yang diperankan, MFAP membacok punggung Herly yang berusaha kabur dari kejaran tersangka.
Bacokan itu membuat Herly tersungkur hingga akhirnya dibantu oleh saksi-saksi.
Baca juga: Polisi Tetapkan Tiga Tersangka Baru Terkait Tawuran Maut di Sunter Jaya
Selama rekonstruksi berlangsung, puluhan warga tampak menonton adegan demi adegan yang diperankan dari luar garis polisi dan di seberang Kali Item.
Bahkan hampir setiap pengendara yang melintas ikut menonton sambil terus menjalankan kendaraan hingga berujung teguran dari polisi.
Ardi (47) adalah salah satu warga yang menonton rekonstruksi tersebut dari awal hingga akhir.
Ia yang tinggal di sekitar lokasi kejadian mengaku mengetahui kasus itu dari pemberitaan berbagai media beberapa waktu lalu.
Menurutnya, lokasi tersebut memang sering dijadikan tempat tawuran.
Baca juga: Polisi Tetapkan Tiga Tersangka Baru Terkait Tawuran Maut di Sunter Jaya
"Sering banget di sini, kadang di sini, di situ, di situ," kata Ardi sambil menunjuk hampir ke seluruh penjuru.
Warga sekitar tak berani menegur anak-anak yang terlibat tawuran karena takut jadi sasaran.
"Itu mah harusnya dari orang tua ya, kalau kita yang bilangin susah. Saya sudah pernah coba bilangin tapi tetap aja," ujar Ardi.
Hal serupa juga disampaikan oleh Badru (33). Tawuran yang sering terjadi membuat warga sekitar merasa takut tinggal di kawasan Sunter.
"Biasa kalau sudah ribut warga mendem saja di rumah, enggak berani," kata dia.
Ia berharap, polisi bisa lebih sering melakukan pengawasan agar fenomena tawuran anak muda ini tidak terus menerus berulang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.