Langkah PSI yang memainkan isu adanya anggaran janggal dalam RAPBD DKI 2020 menuai simpati publik terhadap partai berlambang mawar itu. Sebaliknya, hal itu menimbulkan antipati sejumlah anggota DPRD dari partai lain.
"Ada kesan bahwa PSI memang ingin dipojokkan dan dianggap bahwa, citra buruk DPRD DKI Jakarta dalam proses pembahasan anggaran itu karena PSI ini," kata Lucius kepada Kompas.com, Jumat (6/12/2019).
"Ini solidaritas fraksi-fraksi lain juga, karena urusan transparansi dan akuntabilitas anggaran ini, PSI saja yang mendapat kredit," lanjut dia.
Lucius juga menduga, partai-partai "tua" di Kebon Sirih merasa terancam karena panggungnya direbut PSI. Berbekal "panggung" di DKI, PSI bisa saja mengancam elektabilitas partai-partai tua di masa depan.
Dalam penjelasannya, Jumat siang, Cinta menganggap bahwa langkah Anthony dapat menimbulkan opini buruk terhadap anggaran pengadaan komputer mainframe Rp 128,9 miliar itu.
"Yang saya tegur itu etika dia, jangan dulu di-share karena kan masih dalam perdebatan," kata Cinta kepada wartawan.
Baca juga: Cinta Mega Ingin Dewan Satukan Persepsi Sebelum Ungkap Anggaran, Pengamat: Paradigma Usang
"Mungkin adik kami satu ini belum berpengalaman, baru. Kalau saya kan sudah ada 10 tahun di Komisi C dan sangat mengerti teknik pembahasan. Belajar dululah bagaimana teknis rapat, demokrasi dalam rapat, bagaimana satukan persepsi. Ini institusi, kolektif kolegial," lanjut dia.
Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Misbah menganggap, era keterbukaan informasi dewasa ini menuntut legislator juga terbuka soal rencana anggaran. Pandangan Cinta Mega bahwa anggota dewan perlu menyatukan persepsi sebelum mengungkap anggaran dinilai sudah ketinggalan zaman.
"Usang dan stagnan. Harusnya malah mereka (DPRD DKI Jakarta) lebih terbuka sejak awal. Bahkan masyarakat mestinya bisa menelusuri anggaran langsung, bukan hanya lewat DPRD," ujar Misbah, Jumat sore.
"Justru (membuka anggaran) menjadi penting ketika anggarannya belum final," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.