Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Pemulangan PMKS di Jakarta Digencarkan, Komisi E Soroti Pengemis Jutawan di Jaksel

Kompas.com - 07/12/2019, 16:22 WIB
Cynthia Lova,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPRD Komisi E menyoroti salah satu pengemis di Kawasan Jakarta Selatan yang jadi perbincangan belakangan karena menyimpan uang Rp 194,5 juta di ranselnya.

Hal ini berawal saat Dinas Sosial (Dinsos) memaparkan anggaran untuk pemulangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di DKI Jakarta pada 2019 yang tidak terserap sekitar 20 persen.

"Aggaran kegiatan Dinas Sosial dengan pemulangan PMKS ke daerah asal sudah berjalan tahun kemarin adalah ke Jabar dan Jateng. Tahun kemarin terrserap Rp 400 juta yang terserap 313 juta," ujar Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Yayat Duhayat saat memaparkan RAPBD Dinsos tahun 2020, di Kantor DPRD DKI Jakarta, Sabtu (7/12/2019).

Menanggapi hal itu, Ketua Komisi E DPRD DKI, Iman Satria pun mempertanyakan anggaran yang tidak terserap tersebut.

"Tidak terserap semua. Kalau begini bapak masih anggarin, nanti akan terserap lagi tidak nih?" ucap Iman.

Yayan menjelaskan, anggaran pemulangan PMKS DKI tahun 2020 itu direncanakan akan menurun. Hal itu lantaran dugaan pemulangan PMKS tahun 2020 ini menurun.

Baca juga: Tergeletak 4 Bulan di JPO Grogol, Pria Ini Dibawa Petugas Dinsos ke Rumah Sakit

Penurunan pemulangan PMKS itu, lanjut Yayan, lantaran adanya petugas Dinsos yang berjaga di titik rawan adanya PMKS. Pemantauan PMKS oleh anggota Dinsos ini pun dilakukan setiap hari.

"Penurunan PMKS ini imbas dari ada petugas P3S (Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial) yang selalu menghalau titik rawan yang ada di DKI. Mereka bekerja itu dari pagi jam 07.00 sampai jam 11 malam dengan dua sift," tutur Yayat.

Anggota Komisi E ini juga menyarankan agar kegiatan pemulangan PMKS ini digencarkan. Sehingga tidak terjadi lagi PMKS yang masih berada di jalan.

Bahkan membuat kondisi Jakarta semakin kumuh.

Sholikhah, anggota komisi E pun menyoroti pengemis tajir bernama Muklis yang membawa uang ratusan juta rupiah di Jakarta Selatan.

Ia pun meminta penjelasan soal pengemis tersebut ke Dinas Sosial. Tidak hanya Sholikhah, sejumlah anggota Komisi E lainnya pun antusias mendengar penjelasan Dinsos.

"Kasus di Jaksel itu ditemukan pengemis yang mempunyai uang Rp 90 juta lebih. Berapa Pak? Coba pastilah saya pikir ini berkali sudah menjadi orang yang profesional. Itu bagaimana menyikapi dari Dinsos?" ujar Sholikhah.

Hal itu ditanggapi Kepala Dinas Sisial DKI Jakarta, Irmansyah. Ia menegaskan, jika Muhklis sudah terjaring Dinsos selama dua kali. Namun, dua kali pula ia melarikan diri.

 

Baca juga: Muklis, Pengemis yang Bawa Uang Rp 194 Juta Akan Dipindahkan ke Panti Sosial Lansia

Dia mengatakan, Mukilis saat diamankan memang selalu membawa uang tersebut. Pada tahun 2017, Mukhils kedapatan membawa Rp 90 juta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com