Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Dicoret, Pembangunan SMK 74 Akhirnya Disahkan DPRD DKI sebagai Boarding School

Kompas.com - 07/12/2019, 21:08 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi E/Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD DKI Jakarta mengesahkan anggaran pembangunan SMK Pariwisata 74 melalui rapat bersama Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Sabtu (7/12/2019) malam.

Pengesahan dilakukan usai rapat berlangsung alot, di mana anggota dewan terbelah pendapatnya untuk menyepakati pembangunan SMK 74 sebagai boarding school (sekolah asrama) pada 2020.

Sebagian berpendapat bahwa usulan ini tak dilengkapi kajian matang. Sebagian lagi berharap bahwa kajian dapat dilengkapi sembari pembangunan gedung dilakukan, karena pembangunan boarding school telah lama dicita-citakan Komisi E DPRD DKI Jakarta.

Setelah dilakukan voting, Ketua Komisi E Iman Satria akhirnya mengetuk palu bahwa anggaran pembangunan SMK 74 akan digelontorkan dalam RAPBD 2020, meski ia secara pribadi tak setuju.

"Kita sudah dengar, baik di-pending atau disetujui sama-sama baik. Memang, saat kita kemarin dua kali kunjungan kerja, Pak Kepala Dinas tidak merespons bahwa kita juga akan bangun boarding school. Tiba-tiba surprise saja, karena kemarin kita sudah putuskan anggaran ditolak," ujar Iman sebelum memulai voting.

Baca juga: Anggarannya Sempat Dicoret, Disdik DKI Usulkan SMK Pariwisata jadi Sekolah Asrama

"Oleh karena itu, sayang sekali, akan ada mekanisme voting," imbuhnya.

Keputusan diambil melalui mekanisme voting dengan selisih tipis, 8 suara setuju berbanding 7 suara tidak setuju. Voting diambil secara pribadi, bukan atas nama partai, karena anggota satu partai pun beberapa tak sependapat.

"Kami sudah lama di Komisi E, baru kali ini terjadi voting hanya selisih 1. Ini sejarah bagi Komisi E, anggaran yang sudah dicoret disahkan lagi. Ini pelaksanaannya voting, bukan musyawarah mufakat, ini preseden buruk," ujar Merry Hotma dari Fraksi PDI-P yang sejak awal bersikeras ingin menunda pembangunan SMK 74 sampai kajiannya matang.

"Ini sebuah tanda bahwa pelaksanaan boarding school ini punya resistensi tinggi," lanjut Merry berbicara kepada Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Syaefuloh Hidayat.

Dengan adanya keputusan itu, DPRD dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta juga sepakat mengurangi anggaran pembangunan SMK 74 dari Rp 106 miliar menjadi Rp 100 miliar.

Pemangkasan anggaran itu sehubungan dengan dikuranginya jumlah kelas dari rencana semula 33 menjadi 18.

Anggota dewan tak yakin sekolah baru itu sanggup menampung lebih dari 1.000 siswa dalam 3 tahun pertamanya, jika memaksakan jumlah 33 kelas.

Selain itu, rencananya SMK 74 akan dilengkapi 65 kamar asrama.

Baca juga: Jawaban Disdik DKI Dinilai Tak Masuk Akal soal SMK Pariwisata Punya Lab Fisika dan Kimia

Sebelumnya, Jumat (6/12/2019) anggaran Rp 106 miliar untuk membangun SMK 74 dicoret karena dianggap tak masuk akal.

Anggota Komisi E dari Fraksi PDI-P, Ima Mahdiah menyoroti adanya anggaran membangun laboratorium fisika dan kimia padahal sekolah tersebut jurusan pariwisata.

Dalam rapat penyisiran anggaran, Sabtu sore, Ima kembali menyadari bahwa anggaran pembangunan SMK 74 kembali diusulkan oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Syaefuloh Hidayat mengakui, jajarannya tahu bahwa anggaran itu sudah dicoret, namun kembali mengusulkannya sebagai boarding school (sekolah asrama) untuk warga miskin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com