Dewan terbelah
Sebagian anggota Komisi E meminta agar anggaran pembangunan SMK 74 sebagai boarding school ditunda hingga setidaknya 2021, sebab dianggap tanpa perencanaan dan kajian matang.
Baca juga: Ketika Komisi E DPRD DKI Terbelah soal Boarding School SMKN 74...
"Boarding school adalah sekolah yang sangat strategis dan itu kita butuhkan. Tetapi, kalau tanpa kajian yang akurat, kami tidak yakin ini bisa berjalan dengan benar," ujar Merry Hotma dari Fraksi PDI-P, Sabtu.
"Saya lihat ini hanya biar disetujui saja SMK-nya. Harusnya dari kemarin sudah terdaftarkan boarding school. Kalau seperti itu kita setuju, karena berarti Bapak dan Ibu sudah berencana memang ada niat untuk bikin boarding school," Ima menimpali.
Sementara itu, sebagian anggota Komisi E meminta agar anggaran ini segera disahkan.
"Saya sih usulnya, kalau memang untuk orang miskin, saya setuju dilanjutkan, tidak di-drop. Pembangunan boarding school untuk orang miskin itu memang semangat kita (Komisi E) betul," ujar Achmad Nawawi dari Fraksi Demokrat.
"Saya setuju memang harus ada kajian, tapi kalau fisiknya kita bangun, dan teman-teman dari Dinas Pendidikan sambil mempersiapkan kajiannya, itu mungkin bisa," tambah anggota Fraksi Golkar, Basri Baco.
Dinas Pendidikan klaim sudah riset
Syaefuloh mengklaim bahwa jajarannya sudah pernah meriset soal kebutuhan boarding school untuk warga miskin Ibu Kota. Riset itu dilakukan dua kali, salah satunya memetakan akses pendidikan bagi warga miskin di pesisir Jakarta.
“Pertama tahun 2017, bahwa belum dibangun SMK untuk orang-orang miskin. Kedua, tahun 2019, kami menyelesaikan kajian soal sekolah pesisir,” kata Syaefuloh, Sabtu.
Dari penelitian itu, ia berujar bahwa Dinas Pendidikan perlu menambah 10 SMK pada tahun 2020 dengan jurusan pariwisata karena “siap pakai” dan “dibutuhkan”. Selama ini, warga miskin di pesisir Jakarta hanya punya satu SMK Negeri 56 sebagai tujuan sekolah.
Disahkan lewat voting tipis
Komisi E DPRD DKI Jakarta akhirnya mengesahkan anggaran pembangunan SMKN 74, Sabtu malam, usai melalui debat yang alot.
Keputusan diambil melalui mekanisme voting dengan selisih tipis, 8 suara setuju berbanding 7 suara tidak setuju. Voting diambil secara pribadi, bukan atas nama partai, karena anggota satu partai pun beberapa tak sependapat.
"Kami sudah lama di Komisi E, baru kali ini terjadi voting hanya selisih 1. Ini sejarah bagi Komisi E, anggaran yang sudah dicoret disahkan lagi. Ini pelaksanaannya voting, bukan musyawarah mufakat, ini preseden buruk. Ini sebuah tanda bahwa pelaksanaan boarding school ini punya resistensi tinggi " ujar Merry Hotma, Sabtu.
"Kita sudah dengar, baik di-pending atau disetujui sama-sama baik. Memang, saat kita kemarin dua kali kunjungan kerja (soal boarding school ke Bali dan Sumatera Selatan), Pak Kepala Dinas (Pendidikan) tidak merespons bahwa kita juga akan bangun boarding school. Tiba-tiba surprise saja, karena kemarin kita sudah putuskan anggaran ditolak," ujar Iman Satria, Ketua Komisi E, Sabtu, sebelum memulai voting.
DPRD dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta sepakat mengurangi anggaran pembangunan SMK 74 dari Rp 106 miliar menjadi Rp 100 miliar, sehubungan dengan dikuranginya jumlah kelas dari 33 menjadi 18.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.