Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pak Tole, Berjaga dan Tidur di Atas Makam Menteng Pulo

Kompas.com - 09/12/2019, 14:49 WIB
Anggita Nurlitasari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Matahari siang terasa cukup panas dan jam pun menunjukkan pukul 11.00. Hari itu, Jumat (6/12/2019) hanya ada beberapa pelayat yang terlihat dari luar tembok pemakaman sedang mengunjungi makam kerabat maupun keluarga di TPU Menteng Pulo 1, Jakarta Selatan. 

Pemakaman di TPU Menteng Pulo ini memang terbagi dalam beberapa blok dan unit. Di sisi kanan jalan merupakan unit Kristen yang memiliki tanda salib pada nisannya.

Dan pada sisi kiri terdapat unit Islam yang terlihat dengan nisan ditata seragam berbentuk kotak.

Saat memasuki pertengahan jalan di blok dan unit Kristen, terdapat lelaki yang memiliki tubuh cukup berisi.

Ia terlihat sedang berbincang dengan temannya yang ada di depannya. Dalam perbincangannya itu, sesekali ia menggunakan tangannya untuk menutup hidung dan tangan satunya menunjuk ke arah makam yang ada di blok tersebut.

Baca juga: TPU Menteng Pulo 2 di Malam Hari, Jadi Tempat Kumpul Anak Muda hingga Narkoba

Samar-samar perbincangan itu terdengar bahwa terdapat bau kurang sedap yang ditimbulkan dari makam yang longsor.

"Itu bau di sana, bau bangkai banget (sambil menunjukkan gelagat dirinya yang ingin memuntahkan isi perut)," ucapnya kepada Kompas.com.

Pria itu diketahui bernama Toto Supriyanto yang lebih akrab disapa Pak Tole yang bekerja sebagai penjaga makam di TPU Menteng Pulo 1 sejak usia 12 tahun.

Untuk membuktikan hal tersebut, Pak Tole mengajak Kompas.com untuk menuju ke makam yang ia sebut mengeluarkan bau tidak sedap itu.

Dan benar, pada saat mendekati makam yang masih belum dipugar, bau tidak sedap itu mulai tercium. Makam itu terlihat longsor di beberapa bagiannya.

Baca juga: Tangan Jahil Beraksi Tiap Malam, Coret-coret Makam di TPU Menteng Pulo 2

Hal itu dikarenakan kondisi tanah yang tidak stabil (berada di turunan) sehingga membuat longsor. Selain faktor tanah, usia makam yang belum satu tahun itu juga menjadi faktor dari aroma bau di dalamnya.

Aroma tak sedap hingga kengerian sebuah kompleks makam menjadi makanan sehari-hari Pak Tole. Pria ini sudah belasan tahun bekerja sekaligus tidur di area makam.

Nisan yang dicoret orang tidak bertanggung jawab KOMPAS.com/ANGGITA NURLITASARI Nisan yang dicoret orang tidak bertanggung jawab

Tidur di atas makam

Di siang hari itu, Pak Tole mengajak untuk melihat lokasi tempat ia terlelap di malam hari. Sebuah makam China dengan badan makam dilapisi bahan semen, demikian pula atapnya, adalah tempat Pak Tole sehari-hari beristirahat setelah seharian bekerja.

Berbekal tikar dan bantal kapuk miliknya, ia bisa dengan nyaman tidur di atas makam tersebut. Alih-alih takut, Pak Tole mengaku "terbiasa" dengan "godaan" yang muncul dari area makam. 

Ia bahkan tidak memedulikan kisah-kisah misterius yang sulit dijelaskan dengan logika.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com