Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rawannya Bangunan Retak dan Tanah Longsor di Tangsel Saat Pergantian Musim...

Kompas.com - 10/12/2019, 14:51 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

Beban yang berat

Selain berakhirnya musim kemarau, bencana itu terjadi akibat pergeseran tanah karena beban bangunan dan tanaman yang terlalu berlebih.

Dari lokasi yang didatangi oleh BPPT, tak sedikit masyarakat yang mendirikan bangunan di tebing tanpa memikirkan akibatnya.

"Padatnya bangunan di area ekstrim itu tentu menambah beban di daerah yang topografi yang curam tadi. Tambah beban, curah hujan, terus kemudian topografi yang menjadi pemicu. Jadi longsor itu tidak pernah berdiri sendiri, ada trigger-nya," kata Nur Hidayat.

Dengan kondisi tersebut, kata Nur Hidayat, sudah sepatutnya pemerintah kota mensterilisasi area tebing dari permukiman warga atau bangunan apapun untuk mencegah terjadinya longsor.

Terlebih saat ini sudah memasuki musim hujan.

"Mestinya sudah mulai diidentifikasi area-area dengan topografi yang ekstrim itu peruntukannya untuk apa. Untuk pencegahannya," tutur Nur Hidayat.

Tidak semua wilayah rawan bencana

Meski bencana keretakan bangunan dan longsor terjadi dalam waktu dekat, namun tak semua wilayah Tangerang Selatan dapat mengalami kejadian serupa.

"Tidak semua wilayah. Ini data dari BPBD sudah memberikan data ada beberapa saja wilayah yang potensi longsor yang dugaanya masih sama," ujar Nur Hidayat.

Berdasarkan hasil pemeriksaan BPPT yang koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kota Tangerang Selatan, hanya ada beberapa wilayah saja yang masuk dalam katagori rawan longsor.

Baca juga: Pemkot Tangsel Relokasi Siswa Sekolah Khusus di Tangsel yang Bangunannya Retak

"Kalau kita lihat tipikal daerah (Kecamatan) Koceak dan Kademangan kita lihat topografi yang curam yang bergelombang itu lapisan soil itu cukup tebal. Artinya lapisan tanah bukan lapisan tanah yang keras. Dia relatif tanah yang labil," kata dia.

"Seperti bicara geologi di daerah Tangsel itu permukaan dilapisi oleh endapan aluvial," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com