Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegelisahan Sopir dan Pemilik Angkot di Tengah Wacana MRT Masuk Tangsel

Kompas.com - 10/12/2019, 18:53 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Keberadaan MRT yang nantinya akan melintasi wilayah Tangerang Selatan dinilai menjadi ancaman untuk transportasi umum lainnya.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Yusron Siregar mengatakan keberadaan MRT akan memengaruhi angkutan umum di Tangerang Selatan yang selama ini didominasi dengan angkot.

"Kalau masalah terancam pasti. Kita nggak usah muluk-muluklah, pasti sangat mempengaruhi angkutan kita," kata Yusron saat dihubungi, Selasa (10/12/2019).

Namun Yusron tidak bisa berbuat banyak jika hal tersebut sudah menjadi kebijakan pemerintah.

Apalagi wacana tersebut disambut baik oleh masyarakat untuk menghindari kemacetan dengan menggunakan transportasi umum yang layak.

"Tapi kalau itu sudah aturan pusat mau bilang apa kita? Kita paling hanya bisa membenahi diri," katanya.

Sudah mengeluh

Yusron mengaku keberadaan MRT melintasi wilayah Tangerang Selatan telah dikeluhkan oleh sopir dan pemilik angkutan umum itu sendiri.

Baca juga: Wacana MRT Sampai Tangsel, Warga Minta Rutenya Lintasi Jalur Macet

Mereka beranggapan MRT bisa mengurangi pendapatan selama ini.

"Kalau keluhan sudah banyak ke kita. Karena pasti kehilangan penghasilan kan. Kalau kata mereka kehilangan pendaringan. 'waduh pendaringan kita dirampok mulu' kata sopir angkot begitu," katanya.

Berdasarkan data yang dimikiki Organda, saat ini tercatat ada 3.000 unit angkutan umum jenis angkot yang melintas di Tangerang Selatan.

Angka tersebut menurun dari yang sebelumnya mencapai 5.000 unit karena keberadaan ojek online yang kian marak.

"Kalau untuk angkot itu paling tinggal 3.000-an. Sudah banyak yang mati suri juga. Itu 3.000 dari (sebelumnya) 5.000," ujarnya.

Namun, baru sekitar 200 unit yang masuk dan menjadi anggota koperasi maupun yayasan berbadan hukum sesuai anjuran pemerintah.

Baca juga: MRT Tangsel Akan Jadi Kantong Penumpang

"Masih per orang kebanyakan. Tangerang Selatan berbadan hukum masih kecil. Masih lambat kita perkembangannya," tuturnya.

Sudah terancam karena ojek online

Yusron menilai keberadaan MRT nantinya juga akan menambah beban para sopir dan pemilik angkutan umum yang selama ini beroperasi.

Karena sebelumnya mereka harus mengeluhkan tentang keberadaan ojek online yang dinilai dapat memangkas penghasilan mereka.

"Seperti selama ini kan dengan ada online ribut ribut, susah (cari pendapatan)," katanya.

Setelah sempat ada perdebatan dengan adanya ojek online tersebut, akhirnya para sopir dan pemilik angkutan umum menyesuaikan diri dengan aturan dan tarif masing-masing.

"Akhirnya kita menyesuaikan diri juga sama-sama jalan. Jadi kalau tantangan sudah pasti ada," tutur Yusron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Megapolitan
Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Megapolitan
4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com