JAKARTA, KOMPAS.com - Marco Kusumawijaya mengundurkan diri sebagai Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta Bidang Pengelolaan Pesisir.
Marco adalah seorang arsitek, peneliti, dan perencana perkotaan yang aktif di organisasi Rujak Center for Urban Studies.
Sebelum menjadi bagian dari TGUPP, Marco merupakan salah satu anggota tim sinkronisasi Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebelum keduanya dilantik menjadi gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta.
Baca juga: Ketua TGUPP Marco Kusumawijaya Mengundurkan Diri
Berikut kiprah seorang Marco Kusumawijaya.
1. Anggota tim sinkronisasi Anies-Sandiaga
Marco menjadi satu dari delapan orang tim sinkronisasi yang dibentuk Anies-Sandiaga pada 8 Mei 2017.
Tim sinkronisasi dibentuk untuk menyusun program-program janji kampanye Anies-Sandiaga pada Pilkada DKI Jakarta 2017 agar dapat langsung direalisasikan saat keduanya resmi menjabat pada Oktober 2017.
Pemprov DKI Jakarta melibatkan tim sinkronisasi ini saat membahas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2018.
2. Ketua TGUPP Bidang Pengelolaan Pesisir
Saat resmi menjabat sebagai gubernur-wakil gubernur, Anies-Sandiaga membentuk TGUPP. Anies-Sandiaga membagi TGUPP era kepemimpinan mereka dalam beberapa bidang.
Salah satunya bidang pengelolaan pesisir yang dibentuk Juni 2018. Marco dipercaya Anies-Sandiaga untuk memimpin tim itu.
Baca juga: Marco Kusumawijaya Mundur di Tengah Gaduh TGUPP
"Sudah ada (terbentuk) bidang itu, (ketuanya) Pak Marco," ujar Ketua TGUPP Amir Subekti pada 25 Juni 2018.
3. Penyusun raperda reklamasi
Gubernur Anies menghentikan proyek reklamasi di Teluk Jakarta pada 2018 dengan mencabut 13 izin pulau yang belum dibangun.
Namun, ada empat pulau yang izinnya tidak dicabut karena sudah telanjur dibangun, yakni Pulau C, D, G, dan N.
Anies menyampaikan, nasib empat pulau reklamasi yang sudah dibangun akan ditentukan melalui peraturan daerah (perda) mengenai rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Anies memercayai TGUPP Bidang Pengelolaan Pesisir yang dikomandoi Marco untuk membantu menyusun rancangan perda itu.
"Saya dibantu dengan Tim Pesisir yang diketuai oleh Pak Marco, dan timnya kami akan siapkan rancangannya untuk rencana tata ruang dan wilayah, dan sesudah itu, nanti kami siapkan draf perda yang baru untuk diajukan ke DPRD," kata Anies, 26 September 2018.
Marco mengakui pihaknya menyusun rancangan peraturan daerah (raperda) yang mengatur pengembangan dan pengelolaan pulau-pulau reklamasi.
Baca juga: Anies: Oposisi Sangat Keras pada TGUPP karena Efektif Bekerja
Dia menambahkan, raperda itu berbeda dengan Raperda Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K) serta Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantura Jakarta (RTRKS Pantura) yang sebelumnya ditarik Gubernur DKI Anies Baswedan dari DPRD.
Raperda tersebut merupakan gabungan dari dua raperda itu serta Perda Rencana Tata Ruang Wilayah.
"Nanti jadi satu. Masih dibahas nama persisnya, tapi sementara Raperda Tata Ruang Darat, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil," ujar Marco, 27 November 2018.
4. Sindir Risma
Marco pernah menyindir Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma melalui akun Twitter-nya, @mkusumawijaya.
Hal itu bermula ketika DPRD DKI Jakarta melakukan kunjungan kerja ke Surabaya, beberapa bulan lalu.
Anggota DPRD DKI ingin belajar mengelola permasalahan sampah di Jakarta.
Dalam kesempatan lain, Risma mengaku siap jika diminta untuk membantu mengatasi permasalahan pengelolaan sampah di Jakarta.
Baca juga: DPRD DKI Pangkas Jumlah Anggota TGUPP, Ini Komentar Anies
Risma menyampaikan, selama ini ia juga sering diminta membantu pengelolaan sampah di daerah-daerah lain.
"Enggak masalah. Saya siap bantu (mengelola sampah Jakarta). Banyak daerah lain yang minta bantuan (pengelolaan sampah)," kata Risma di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Selasa (30/7/2019).
Setelah itu, Marco menulis tweet di akun Twitter-nya. Dia menulis, bagus jika Risma bersedia menjadi kepala Dinas Persampahan DKI.
Namun, di akhir tweet-nya, Marco menyinggung soal anak Risma, Fuad Bernardi, yang pernah diperiksa polisi sebagai saksi kasus amblesnya Jalan Raya Gubeng.
Dalam kasus itu, Fuad diduga sebagai pihak yang terlibat dalam perizinan.
"Keren! Bagus banget buat Jakarta kalau Bu Risma mau jadi Kepala Dinas Persampahan. Dinas Lingkungan Hidup bisa dipecah menjadi salah satunya Dinas Persampahan. Semoga beliau mau, kalau sudah lega dengan urusan anaknya," tulis Marco, Rabu (31/7/2019).
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Surabaya Muhammad Fikser mengakui Pemkot Surabaya menyesalkan adanya tweet Marco.
Sebab, menurut Fikser, Marco telah menyerang pribadi Risma.
"Yang jelas menyesalkan, apa yang di-tweet oleh Marco sudah menyerang personal itu, kami menyesalkan," kata Fikser, Jumat (2/8/2019).
Sementara itu, Risma menyatakan tweet Marco tidak perlu ditanggapi. Dia tidak mau ambil pusing atas tweet tersebut.
"Enggak perlulah (ditanggapi), biarkan saja terserah (mau dibilang apa). Sudah ada yang urus, biar Pak Fikser (Kabag Humas Pemkot Surabaya) saja yang urus itu," kata Risma, Jumat (2/8/2019).
5. Mundur dari TGUPP
Lebih dari setahun memimpin TGUPP Bidang Pengelolaan Pesisir, Marco menyatakan mengundurkan diri dari tim bentukan Anies itu pada 1 Desember 2019.
"Iya (sudah bukan TGUPP), sudah mengundurkan diri sejak 1 Desember," ujar Pelaksana Tugas Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jakarta Suharti, Selasa (10/12/2019).
Suharti menuturkan, Marco mengaku ingin fokus menulis buku. Karena itu, Marco akhirnya mengundurkan diri dari TGUPP.
"Info beliau ke saya, akan fokus nulis buku," kata Suharti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.