Jumlahnya kemudian melonjak ketika Anies menjadi gubernur. Anies menambah jumlah anggota dan membebankan anggarannya pada APBD DKI Jakarta.
Kenaikan anggaran paling drastis terjadi pada tahun 2018. Jika pada 2017 alokasi anggaran TGUPP hanya sebasar Rp 1,07 miliar, maka 2018 meningkat menjadi Rp 16,20 miliar.
Anggaran TGUPP pun kembali dinaikan pada APBD DKI 2019 dan 2020 yang saat ini menjadi 50 anggota dari total anggaran Rp 19,8 miliar.
Semua itu membuat keberadaaan TGUPP menimbulkan pro dan kontra. Belum lagi disebutkan salah satu anggotanya yang merangkap pengawas tujuh rumah sakit di Jakarta.
Namun, Anies mengklaim selama ini TGUPP bekerja efektif.
"Kenapa pihak oposisi sangat keras pada TGUPP, karena TGUPP efektif bekerja membuat program-program gubernur berhasil," ucap Anies di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2019).
Baca juga: Anies: Oposisi Sangat Keras pada TGUPP karena Efektif Bekerja
"Oposisi selalu mengarahkan untuk lihat sendiri kan, kritik-kritiknya, kemudian pantauannya, itu hal-hal yang membuat kinerja Pemprov berhasil, di situlah yang paling banyak dikritik," lanjut dia.
TGUPP DKI Jakarta dari RAPBD DKI Jakarta tahun 2020, mendapat kritikan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta.
Salah satunya Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono yang menilai tugas anggota TGUPP tak sesuai nama yang seharusnya mempercepat pembangunan Jakarta.
Menurutnya, jumlah anggota TGUPP yang banyak justru memperlambat pembangunan Jakarta.
"Judulnya tim percepatan, (tetapi) dengan jumlah yang begitu banyak, maka bukan percepatan, Pak Gubernur mendapatkan informasi dari 70 sekian orang, bukan tambah cepat, tapi justru tambah lambat," ucap Gembong dalam rapat pembahasan rancangan KUA-PPAS di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (30/10/2019).
Bahkan Gembong menuding, anggota TGUPP kebanyakan merupakan tim sukses Gubernur DKI Anies Baswedan pada Pilkada DKI 2017.
Baca juga: Kiprah Marco Kusumawijaya: Tim Anies-Sandiaga, Sindir Risma, hingga Mundur dari TGUPP
"Yang terjadi sekarang kan hanya menempatkan tim-tim sukses kemarin, rata-rata adalah tim sukses ( Anies) semua. Bohonglah kalau tidak seperti itu," katanya.
Di tengah riuhnya sorotan DPRD DKI soal kinerja dan anggaran TGUPP, Marco Kusumawijaya sebagai ketua TGUPP Bidang Pengelolaan Pesisir yang dibentuk pada Juni 2018, mundur dari tim itu.
"Iya (sudah bukan TGUPP), sudah mengundurkan diri sejak 1 Desember," ujar Pelaksana Tugas Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jakarta Suharti, Selasa (10/12/2019).
Kepada Suharti, Marco mengaku mundurnya dari TGUPP karena ingin fokus menulis buku.
"Info beliau ke saya, akan fokus nulis buku," kata Suharti.
Sebelum bergabung dalam TGUPP, Marco merupakan seorang arsitek, peneliti, dan perencana perkotaan yang aktif di organisasi Rujak Center for Urban Studies.
Marco juga sempat menjadi tim sinkronisasi Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebelum dilantik menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.