BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Bekasi mempertimbangkan opsi menjadikan Desa Karangmukti di Kecamatan Karangbahagia sebagai destinasi wisata.
Hal ini sehubungan dengan penemuan situs dan koin yang ditaksir era Belanda ketika warga desa tengah menggali proyek embung di sawah di desa tersebut pada Jumat (6/12/2019) lalu.
"Kami berpikir nanti ke sananya barangkali bisa jadi destinasi wisata agrowisata pertanian juga. Apalagi itu kan ada nilai sejarahnya juga," ujar Camat Karangbahagia, Karnadi kepada Kompas.com, Rabu (11/12/2019).
Sebelum ditemukan situs era kolonial, lokasi galian embung merupakan sawah warga yang kontur tanahnya sedikit timbul.
Baca juga: Warga Bekasi Temukan Koin yang Diduga dari Era Belanda Saat Gali Embung
Karnadi berujar, warga sebelumnya tak tahu-menahu jika di sekitar sana ada jejak peninggalan bangunan era Belanda.
Dalam waktu dekat, proyek galian embung akan dihentikan sementara situs itu diteliti oleh Badan Pengelola Cagar Budaya.
Karnadi masih belum tahu bagaimana situs itu akan dikonservasi di tengah-tengah embung nantinya.
Yang jelas, situs tersebut tidak akan dibongkar. Keping koin yang ditemukan di situs itu pun tak dipindahkan.
"Situsnya mau diapakan tunggu dari Cagar Budaya dulu, apa nanti bisa dikelola oleh tingkat desa atau Kabupaten langsung," kata Karnadi.
Baca juga: Mau Menanam Jagung, Sugiyono Temukan Ribuan Koin Kuno Abad 10 M
"Mungkin akan kita tembok atau istilahnya kita bentengi supaya air tidak masuk," ia menambahkan.
Sebelumnya diberitakan, koin kuno yang ditemukan bersama situs tersebut berwarna cokelat kemerahan.
Di atas keping koin itu terukir tulisan "Modern.Flower.Prize.Jewellery 1899" dengan sosok seseorang berikat kepala dan burung elang yang cakarnya mengapit 3 bilah tombak serta beberapa tangkai gandum.
"Awal kita ketemu di sana itu ketika kita sedang membuat embung yang luasnya kurang lebih 8.000 meter persegi," ujar Karnadi.
"Ketika di tengah-tengah itu, dengan kedalaman sekitar 3 meter, ditemukan batu merah. Lalu di sana ketemu juga ada semacam liontin sama koin," ia menambahkan.
Karnadi berujar, pembangunan embung itu telah berjalan sekitar 1,5 bulan lamanya.
Embung itu ditargetkan mampu menampung 20.000 meter kubik air untuk mengaliri 60 hektar sawah di sekitarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.