JAKARTA,KOMPAS.com - Pasar Senen yang dibangun pada 30 Agustus 1735 menyimpan banyak sejarah. Pasar tersebut berdiri di atas lahan milik tuan tanah asal Belanda, Justinus Vinck.
Itu yang menjadikan awal nama pasar yang berada di jantung Ibu Kota menjadi Vinckepasser, yang kemudian berubah menjadi Pasar Senen.
Penamaan Pasar Senen tak luput dari aktivitasnya yang dulu hanya dibuka pada hari Senin. Karena ada minat besar masyarakat, akhirnya pasar itu dibuka pada hari-hari lain.
Baca juga: PKL Senen Boleh Pindah ke Pasar Senen Blok III, Asal Beli Kios
Aktivitas perdagangan itu pun berlangsung hingga saat ini. Namun seiring berkembang, para pedagang Pasar Senen harus bersaing dengan pertumbuhan mall di Jakarta dengan berbagai cara.
Tak lagi berjualan pada tempatnya, seakan menjadi cara mereka untuk menjemput bola. Sehingga sejumlah pedagang kaki lima (PKL) banyak berjualan di kawasan bahu Jalan Raya Senen, Jakarta Pusat.
Ternyata para PKL dan pedagang sayur yang menbandel di Pasar Senen seakan sudah membudaya.
Sejak era Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, tepatnya tahun 1957, sejumlah PKL juga berdagang luar pasar juga sudah terjadi.
Bahkan, Ali sempat meninjau langsung ke Pasar Senen.
Agar tak diketahui, Ali yang datang secara mendadak memberhentikan mobil tepat di belakang proyek Senen, di mana saat itu sedang dilakukan pembangunan.
Kedatangan Ali pun mengagetkan kepala pasar yang langsung menjemput ke pintu mobil.
Baca juga: Ironi Emas di Monas: Sumbangan, Ambisi Soekarno, dan Pemborosan
Ali semula yang ingin melihat proyek pembangunan menyempatkan diri melihat pedagang sayur yang berjualan di luar Pasar Senen.
"Apakah sebabnya para penjual sayur mayur pikulan ini tidak diletakan ditempatnya yang telah disediakan?" tanya Ali kepada Kepala Pasar seperti dikutip Harian Kompas edisi 2 November 1957 di artikel "Dialog Dengan Gubernur di Projek Senen".
Saat itulah para pedagang sayur yang berdagang di bahu jalan langsung ditertibkan oleh polisi yang diperintahkan.
"Bongkar seluruh bangunan liar itu, dari pada nanti Polisi dikira melindungi," kata Ali.
Sampai saat ini, para PKL yang menjajakan dagangannya di bahu jalan kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat masih berlangsung.