Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teken MoU, Waste4change dan Pemkot Bekasi Akan Riset Sampah Sungai

Kompas.com - 16/12/2019, 20:32 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi meneken nota kesepahaman dengan kewirausahaan sosial Waste4Change untuk mengelola sampah sungai di Kota Bekasi, Senin (16/12/2019).

Nota kesepahaman kerja sama tersebut berupa pengelolaan sampah sungai secara berkelanjutan dan hibah kapal pengangkut sampah sungai "SeeHamsters" kepada Pemerintah Kota Bekasi.

Project Executive Waste4change, Adhitya Prayoga mengatakan, selain dua hal di atas, pihaknya juga akan melakukan riset sampah sungai di Kota Bekasi.

Baca juga: Kota Bekasi akan Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah Sungai

Riset jangka pendek dilakukan pada 20 Januari-28 Februari 2020, melibatkan tim Dinas Lingkungan Hidup (LH) serta tim Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Kota Bekasi.

"Kami mau melihat hotspot, di mana sampah itu ngumpul dan enggak bisa jalan ke mana-mana. Itu target kami sebenarnya," ujar Adhitya kepada Kompas.com, Senin sore.

Riset jangka pendek ini juga untuk memetakan sungai mana di Kota Bekasi yang akan dipilih sebagai fokus utama program pengelolaan sampah.

Sementara itu, riset jangka panjang dilakukan secara kontinu bersamaan dengan program pengelolaan sampah sungai di Kota Bekasi yang berlangsung selama 3 tahun.

Seorang pemulung mengambil sampah yang didominasi plastik di sepanjang Kali Pisang Batu, Desa Pahlawan Setia, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (8/1/2019). Sampah yang memenuhi Kali Pisang Batu hingga sepanjang 1,5 kilometer berasal dari Kali Bekasi yang melewati Kota Bekasi. Sampah muncul pasca normalisasi dilakukan pada Desember 2018. Sebelumnya, kali hanya dipenuhi lumpur dan eceng gondok.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Seorang pemulung mengambil sampah yang didominasi plastik di sepanjang Kali Pisang Batu, Desa Pahlawan Setia, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (8/1/2019). Sampah yang memenuhi Kali Pisang Batu hingga sepanjang 1,5 kilometer berasal dari Kali Bekasi yang melewati Kota Bekasi. Sampah muncul pasca normalisasi dilakukan pada Desember 2018. Sebelumnya, kali hanya dipenuhi lumpur dan eceng gondok.

Adhitya berujar, sejauh ini belum ada data mengenai, misalnya, kontribusi curah hujan atau kontribusi kiriman sampah penduduk luar Kota Bekasi terhadap jumlah sampah sungai di Kota Bekasi.

Baca juga: Lampaui Jakarta, Potensi Sampah Sungai Kota Bekasi Terbesar Se-Jabodetabek

"Konstan kami akan kerja selama 3 tahun saat kerja sama. Setiap kami ngangkut sampah dari sungai kami akan memperkaya diri kami, karena kalau prinsipnya di Waste4change, sudah kami angkut, kami timbang dan kami lihat komposisinya," kata dia.

"Kami nanti kasih laporan, pengolahan sampahnya mereka (Kota Bekasi) sudah memilah dengan bagus atau tidak," ujar Adhitya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com