Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Bekasi Akui Sekitar 800 Ton Sampah Tak Terangkut Setiap Hari

Kompas.com - 17/12/2019, 22:13 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Bekasi mengakui bahwa jumlah sampah yang dihasilkan penduduk Kota Patriot itu tak seluruhnya dapat terangkut ke tempat penampungan akhir (TPA) Sumur Batu.

Kepala Dinas LH Kota Bekasi, Yayan Yuliana mengatakan, setiap hari mencapai 1.800 ton sampah di Kota Bekasi.

Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 900 ton yang dapat diangkut.

"Sisanya tidak bisa terlayani karena ada beberapa faktor. Pertama karena armada kita juga terbatas. Tahun depan kita adakan 20 unit armada baru," jelas Yayan kepada wartawan di kantor Pemerintah Kota Bekasi, Selasa (17/12/2019) petang.

"Kemudian (kedua), pola pengangkutan kita juga dari rumah ke rumah. Sekarang baru akan kita coba pengangkutan di satu titik lewat TPS (tempat penampungan sementara)," tambah dia

Faktor terakhir sekaligus terpenting ialah daya tampung TPA Sumur Batu yang makin susut alias overload.

Yayan mengklaim, pihaknya sudah mengajukan permintaan perluasan lahan TPA Sumur Batu kepada Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimtan) Kota Bekasi.

Namun, permintaan itu belum juga terpenuhi karena sulitnya pembebasan lahan.

Akhirnya, ada sekitar 800-900 ton sampah yang tidak terkelola dengan baik.

Perusahaan lingkungan hidup Waste4change sebelumnya merilis data bahwa Kota Bekasi jadi kota terparah se-Jabodetabek dengan potensi kebocoran sampah yang tak terkelola, ke sungai.

Jumlahnya mencapai 775 ton per hari, jauh di atas DKI Jakarta yang sebesar 365 ton per hari.

Yayan tak menampik angka itu. Namun, ia tak sependapat dengan asumsi bahwa sekitar 800 ton sampah yang tak terkelola tiap harinya itu otomatis masuk ke sungai dan berakhir di laut.

"Sampah yang tidak terangkut itu masih di wilayah yang tidak terangkut. Makanya ada beberapa di titik-titik tertentu ada penumpukan-penumpukan sampah," ujar Yayan.

"Itu lah yang sebenernya tidak terkelola. Kalau langsung mengalir ke sungai enggak, karena dia cuma belum terangkut ke TPA, jadi masih ada di sumber sampahnya," tutup dia.

Dalam data Waste4change yang diterima Kompas.com pada Senin (16/12/2019), jumlah sampah tak terangkut di Kota Bekasi jauh mengangkangi tiga kota satelit Ibukota lainnya, yakni Depok (273), Bogor (136), dan Tangerang (265).

Waste4change menjelaskan, ada berbagai sebab yang membuat Kota Bekasi menorehkan catatan buruk ini. Kombinasi dari minimnya pasukan pembersih sungai, tingginya jumlah penduduk, dan besarnya sampah yang tak terangkut ke TPA atau didaur ulang, adalah beberapa faktor utamanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com