Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Pembelian Rusunami DP Rp 0, antara Penghasilan Rendah dan Tingginya Cicilan

Kompas.com - 18/12/2019, 06:27 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Dilema calon pembeli rumah susun sederhana milik (rusunami) dengan down payment (DP) Rp 0 adalah daya beli rendah, sementara harga cicilan rusun tinggi. Itulah yang membuat rusunami Dp Rp 0 masih sepi peminat.

Diketahui, syarat penghasilan yang ditetapkan agar bisa membeli rusunami DP Rp 0 adalah Rp 4 juta hingga Rp 7 juta.

Adapun cicilan rusunami dimulai dari Rp 1,17 juta hingga Rp 3,54 juta, tergantung tipenya.

Hal ini dikatakan Dewan Pengurus Daerah Realestat Indonesia (DPD REI) DKI Jakarta Amran Nukman di Hotel Sofyan, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/2019).

"Ini kan program membantu warganya yang juga punya kemampuan. Harus mengukur diri juga mau beli itu, kan cicilannya Rp 2,5 juta, penghasilan minimal Rp 6 sampai Rp 7 juta," katanya.

Baca juga: Ini Penyebab Rusunami DP Rp 0 Pondok Kelapa Sepi Penghuni

"Secara ilmu matematika sederhana, cicilan kita itu enggak boleh lebih dari sepertiga karena sepertiga lagi dipakai untuk kebutuhan dasar hidup, sepertiga lagi untuk kebutuhan lain," katanya.

Terlebih lagi, jika pembeli rumah memiliki cicilan lain, seperti motor, ponsel, dan peralatan lain.

Maka, sebenarnya cicilan yang cukup besar tersebut membuat calon pembeli rusunami DP Rp 0 jadi berpikir dua kali untuk mendapatkan rumah yang merupakan program unggulan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu.

"Ya memang dilema. Taruhlah cicilan Rp 2,5 juta, tetapi penghasilan Rp 5 juta pun pasti kurang sanggup," lanjut Amran.

"Cicilan itu memang kembali pada kemampuan orang mencicil. Jadi, sukses atau tidaknya tergantung siapa yang beli nanti. Kalau dia punya penghasilan tetap, ya jalan. Kalau enggak, jadi PR juga buat Pemprov. Begitu satu kali dua kali macet, mekanismenya repot," katanya.

Perlu diketahui, Direktur Utama Sarana Jaya Yoory C Pinontoan beralasan, unit yang benar-benar terjual masih sedikit karena pihak Sarana Jaya, Unit Fasilitasi Pemilikan Rumah Sejahtera (UFPRS), dan Bank DKI sangat berhati-hati menjual rusunami itu lantaran tidak ingin salah sasaran.

"Kan begini, kami kan diminta supaya hati-hati, jangan salah sasaran. Karena bagaimanapun juga ini ada subsidi dari Pemprov DKI Jakarta," ucap Yoory saat dikonfirmasi, Minggu (8/12/2019) malam.

Baca juga: Mempermudah Warga, Pemprov DKI Akan Revisi Syarat Kepemilikan Rumah DP Rp 0

"Jangan sampai orang-orang yang enggak boleh menikmati subsidi akhirnya kami berikan. Kami kan jaga betul itu, makanya mereka ada tahap dua verifikasi kan," katanya.

Yoory mengklaim, peminat rusunami mencapai 7.000 orang.

Adapun Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Fasilitas Pemilikan Rumah Sejahtera DKI Jakarta Dzikran Kurniawan mengatakan, sejumlah pemohon dinyatakan gagal lolos verifikasi KPR di bank karena terhambat kredit "macet" kebutuhan lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com