Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KALEIDOSKOP 2019: Kali Bahagia di Bekasi yang Tak Bahagia…

Kompas.com - 24/12/2019, 06:12 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com –  Kali Busa atau Kali Bahagia di Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi menyedot perhatian publik pada akhir Juli 2019 lalu.

Hal itu ada alasannya, tutupan sampah anorganik memenuhi kali hingga tak terlihat lagi alirannya.

Sampah-sampah itu didominasi oleh jenis sampah anorganik yang diperkirakan berasal dari rumah tangga.

Sebagian besar di antaranya berbahan dasar plastik, seperti mangkuk sekali pakai, botol, dan kantong kresek.

Hamparan sampah itu membentang sepanjang 1,5 hingga 2 kilometer aliran Kali Bahagia yang kedalamannya tinggal 1 meter.

Baca juga: BERITA FOTO: Berton-ton Sampah di Kali Bahagia Diangkut

Lantaran sudah menumpuk selama beberapa bulan terakhir, bobot sampah di Kali Bahagia diperkirakan tembus 400 ton.

Air Kali Bahagia bukan hanya tak dapat terlihat lagi, namun tak bisa mengalir.

Warga setempat mengatakan, keadaan Kail Bahagia kian memprihatinkan sejak awal tahun ini.

Tahun-tahun sebelumnya, sampah memang telah jadi pemandangan lazim di kali ini, namun masih dapat mengikuti aliran kali hingga terbendung di bendungan milik petani.

Saat sampah masih mengalir saja, banjir sudah jadi langganan ketika musim hujan.

Warga khawatir, keadaan semakin buruk jika musim hujan tahun ini datang ketika kondisi Kali Bahagia masih penuh sampah.

Mengendap sampai jadi daratan

Lebih miris lagi, tutupan sampah yang memenuhi Kali Bahagia tak berhenti sampai di Kelurahan Bahagia saja.

Kali yang disebut warga setempat sebagai "Kali Busa" terus membentang hingga ke arah utara, mencapai Kelurahan Babelan Kota dan Setia Asih.

Jauh menyusuri Kali Bahagia ke arah utara, melintasi jalan setapak yang memisahkan rumah semipermanen milik para petani dan sawahnya, sesekali entok, soang, dan kambing menyelingi perjalanan.

Di belakang rumah para petani, aliran Kali Bahagia semakin sempit. Jika di Kelurahan Bahagia masih terdapat turap yang memagari aliran kali, di sini tepi aliran kali langsung tanah dan semak-semak.

Lebar kali menyempit hingga tersisa sekitar 2,5 meter.

Setelah berjalan sekitar 15 menit, jalan berbelok menuju jembatan bambu yang mengangkangi kali.

Kondisi terkini Kali Busa atau Kali Bahagia di Babelan, Kabupaten Bekasi, Senin (16/9/2019). Kali Bahagia sempat jadi sorotan warganet lantaran sempat ditutupi sampah plastik sepanjang 2 kilometer lebih.KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN Kondisi terkini Kali Busa atau Kali Bahagia di Babelan, Kabupaten Bekasi, Senin (16/9/2019). Kali Bahagia sempat jadi sorotan warganet lantaran sempat ditutupi sampah plastik sepanjang 2 kilometer lebih.

Tampak dari atas jembatan, sisi utara aliran kali telah terbendung sepenuhnya oleh tumpukan sampah anorganik rumah tangga, yang didominasi sampah plastik.

Beberapa ekor ayam hitam mencari makan dengan leluasa di atasnya.

"Dulu saya masih suka dorongin, suka saya rancas (tebas) semak-semaknya biar sampahnya kedorong. Cuma lama-lama kita disalahin, dibilangnya sampah kita," ujar Ajo (45), warga yang telah bermukim di sana sejak akhir 1990-an, saat ditemui dekat rumahnya di sekitar sawah.

 "Jadi, ya, saya malas deh. Sudah jarang dorongin sampah. Paling kalau penuh kita tarik-tarikkin, kita bakarin, di sini kan masih banyak tanah kosong buat bakar sampah," imbuh kuli bangunan ini.

Baca juga: Saling Lempar Tanggung Jawab Aparat soal Sampah Kali Bahagia

Dari situ, penelusuran terus berlanjut sekitar 1 kilometer. Pemandangan Kali Bahagia semakin memprihatinkan.

Tutupan sampah berada pada ketinggian yang sama dengan daratan berupa kebun dan ladang warga.

Setelah jarak sekitar 1 kilometer tertempuh, sebidang jembatan bambu kembali menyuguhkan pemandangan Kali Bahagia yang menyedihkan.

Bukan lagi berada di ketinggian yang sama dengan daratan, namun tutupan sampah telah mengendap. Di atas endapan tersebut tumbuh berbagai jenis gulma dan semak-semak yang begitu rimbun, menyisakan aliran Kali Bahagia tidak sampai 1 meter.

Timbulkan penyakit dan cemari sawah warga

Selain menyebabkan banjir, joroknya aliran Kali Bahagia turut berimbas pada timbulnya berbagai penyakit yang diderita warga.

Ketika banjir, misalnya, warga sudah pasti terkena diare.

Namun, saat musim kemarau seperti sekarang, nyamuk jadi momok tersendiri.

"DBD (Demam Berdarah Dengue) setiap tahun 3-4 orang (terkena DBD) dugaan (penyebab) dari kali. Air gotnya enggak kering-kering. Air enggak bisa ngalir, dari situ banyak jentik nyamuk," ujar Ketua RW 021 Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Ariffudin Dachlan, kepada wartawan, Senin (29/7/2019).

Ariffudin menyebut, dalam satu pekan saja bisa dua orang warganya terserang DBD.

Pengairan sawah-sawah milik warga yang berasal dari Kali Bahagia pun menghitam, imbas pencemaran di aliran kali tersebut. Tak pelak, produktivitas petani pun melemah.

Baca juga: Resmikan Gerakan Indonesia Bersih di Bekasi, Iriana Jokowi Singgung Sampah di Kali Bahagia

"Kalau airnya limbah rumah tangga jadinya jelek. Bau sabun, terus dia panas ke padinya," ujar Supriyadi, seorang warga yang tinggal di lahan antara aliran Kali Bahagia dengan sawah, Selasa (30/7/2019).

"Kalau lagi bagus bisa 7 ton, terakhir cuma 4-5 ton satu hektar. Soalnya kalau airnya jelek, dia banyak hama. Padinya pas dipanen jadi enggak semuanya isi, ada yang kopong," ia menambahkan.

Itu keadaan di musim kemarau. Sedangkan pada musim hujan, para petani malah bisa gagal panen.

Sebab, tutupan sampah yang membendung aliran Kali Bahagia bakal membuat air luber ke sawah warga dan merendam tanaman padi.

"Kalau banjir, padinya pada rebah, jadi bontok. Enggak putih lagi berasnya," kata Sumaryati, salah seorang petani lain.

Baca juga: Disinggung Iriana Jokowi, Begini Kondisi Terkini Kali Bahagia di Bekasi

Disinggung Iriana Jokowi

Sebulan lebih setelah polemik Kali Bahagia menyeruak, Ibu Negara Iriana Joko Widodo berkunjung ke Babelan, Kabupaten Bekasi, Senin (16/9/2019).

Iriana menghadiri kegiatan edukasi Gerakan Indonesia Bersih yang dihelat Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja untuk meresmikan pencanangan Gerakan Indonesia Bersih.

Pada saat itu, Iriana sempat menyinggung kondisi Kali Bahagia. Dia mengingatkan warga untuk ambil bagian menjaga kebersihan di kali tersebut.

"Sederhana sekali bagaimana jalan jadi bersih, kalau ada sesuatu di kali, terutama yang plastik, kita bisa mengambil kok. Sederhana sekali, jadi jangan sungkan mengambil apa pun di jalan. Ditampung atau diambil dan masukkan ke tempat sampah, jadi enggak menumpuk kayak di Kali Bahagia," ucap Iriana dalam sambutannya.

"Namanya sudah bagus ya, Kali Busa Bahagia, (tapi) mengapa kita melihat sampah kayak gitu? Kenapa tidak bahagia?" tandas Ibu Negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Megapolitan
Pedagang Pigura di Jakpus 'Curi Start' Jualan Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Jakpus "Curi Start" Jualan Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com