Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Segitiga Emas di Kampung Sawah Bekasi, 3 Tempat Ibadah yang Jadi Simbol Keberagaman

Kompas.com - 24/12/2019, 08:48 WIB
Tia Astuti,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kampung Sawah di Kota Bekasi yang luasnya lebih kurang 12 km persegi memiliki sebuah ikon di tengahnya. Ikon itu sering disebut Segitiga Emas.

Segitiga Emas yang dimaksud merupakan tiga rumah ibadah dari tiga agama yang berbeda, dibangun dengan jarak sekitar 50-100 meter antara bangunan satu dengan lainnya.

Segitiga Emas itu menjadi lambang toleransi beragama di Kampung Sawah. Sebuah kampung dengan tiga rumah ibadah, tetapi warganya tetap bisa saling menghargai satu sama lain ketika salah satunya sedang dipakai untuk beribadah.

Ketiga tempat ibadah itu adalah Masjid Agung Al-Jauhar Yasfi, lalu 50 meter dari masjid ada Gereja Kristen Pasundan (GKP) Kampung Sawah, dan 100 meter dari GKP ada Gereja St. Servatius.

Ketiga bangunan ini sudah berumur tua.

Baca juga: Meneladani Toleransi Beragama yang Sudah Turun Temurun di Kampung Sawah Bekasi...

Bila diurutkan dari yang tertua ke yang termuda ada GKP Kampung Sawah (1874), Gereja St. Servatius (1896), Masjid Agung Al-Jauhar Yasfi (1965).

Melihat tahun dibangunnya rumah-rumah ibadah ini sering kali dianggap orang dari luar Kampung Sawah sebagai bukti agama mana yang lebih lama berada di Kampung Sawah.

Padahal menurut Jacob Napiun, salah satu tokoh agama yang disegani di Kampung Sawah, jarak antara masuknya Nasrani dan Islam tidak begitu jauh karena pada saat zaman penajajahan Belanda datang ke Kampung Sawah pun beberapa ada yang masih animisme.

Namun, hal yang dapat diambil dari Segitiga Emas bukan untuk mempertanyakan agama mana yang lebih dulu ada di Kampung Sawah.

Segitiga Emas ada sebagai bukti bahwa umat beragama bisa hidup rukun berdekatan dengan segala perbedaan yang ada.

Sekarang, yuk mengenal ikon Kampung Sawah, Segitiga Emas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com